Mungkin masih banyak diantara kita yang penasaran dengan
sistem pemasaran produk, terutama sistem pemasaran produknya bisnis MLM.
Bagaimana bisa produk MLM dengan satu katalog harganya benar-benar sama dan
nyaris berlaku di jaringan seluruh Indonesia? Pengiriman produk dari pabrik ke
distributor setiap daerah kan berbeda-beda? Apa nggak berpengaruh sama harga
produk?
Yah, namanya juga pemasaran produk memerlukan jasa kurir
pengiriman. Jelas saja harga produk berpengaruh dari produsen ke konsumen. Dan
sebenarnya, kedua sistem pemasaran tersebut serupa, yaitu tetap ada produsen
sebagai pembuat produk, distributor sebagai penyalur produk dan yang terakhir
adalah konsumen. Namun, bila dibandingkan dengan sistem pemasaran konvensional
seperti produk-produk yang ada di mini market, ditemukan sedikit perbedaan pada
sistem pemasaran MLM.
Yang dapat dipahami dari The Secret Book of MLM, harga jual
produk yang menggunakan sistem pemasaran konvensional dipengaruhi oleh
distributor yang berlipat ganda jumlahnya agar produk bisa sampai ke konsumen.
Katakanlah perjalanan panjang sebuah produk bisa sampai kepada konsumen pada
sistem pemasaran konvensional dimulai dari pabrik, ke distributor tunggal, ke
agen, kemudian kepada penjual grosiran, kemudian kepada penjual eceran dan
akhirnya produk sampai ke tangan konsumen. Tentu saja, perjalanan panjang itu
memakan biaya operasional dan harus memberikan keuntungan bagi pabrik sampai ke
penjual eceran. Bisa disimpulkan kalau harga awal suatu produk dari pabrik yang
menggunakan pemasaran konvensional sebenarnya murah, namun kemudian naik, naik,
dan terus naik agar distributor besar hingga penjual eceran mendapatkan
keuntungan dari menjual produk tersebut ke konsumen. Harga jual pada sistem ini
bisa lebih mahal lagi kalau perusahaannya mengiklankan produknya lewat
televisi, baliho dan lain-lain. Jasa pasang iklan itu lumayan menguras kantong,
lho.
Credit photo: colourbox.com
Lalu, bagaimana dengan sistem pemasaran pada produk dari
perusahaan network marketing alias
MLM? Perjalanan distribusinya juga panjang. Namun, distribusi produk tersebut
tidak melibatkan upline anggota. Jadi, maksudnya upline tidak mendapatkan keuntungan apapun dari penjualan downline-nya karena perusahaan MLM
biasanya kalau sudah membuka jaringan di sebuah kota, maka mereka akan
membangun toko penyimpanan stok produk atau stockist
agar para anggota atau distributor bisa mengambil produk, kemudian
mengantarkannya sendiri kepada pelanggannya. Ongkos kirim dari pabrik produk ke
toko stockist sepenuhnya ditanggung
oleh perusahaan. Oleh karena itu, harga yang ada di katalog produk MLM yang
sehat sistemnya—maksudnya tidak cacat atau curang, harganya sama dan berlaku di
seluruh Indonesia. Dan lagi, pihak yang mengiklankan produk MLM itu adalah
distributor produk itu sendiri. Makanya, produk MLM tidaklah sepopuler produk
dari perusahaan konvensional karena perusahaan MLM jarang menggunakan jasa
periklanan sebagai salah satu cara marketing-nya. Coba saja perhatikan MLM yang
kamu tahu, pasti jarang nongol di televisi, kan?
Semoga dengan penjelasan diatas dapat menambah pengetahuan
kita. Kalau ada yang mau menambah penghasilan juga bisa berpikir dengan
bergabung ke dalam sebuah perusahaan berbasis jaringan. Well, admin sendiri juga bergabung ke sebuah perusahaan network
marketing untuk menambah uang jajan, tapi admin sudah menyelidiki seluk
beluknya sehingga admin bisa mempercayainya. Bagi kamu yang mau bergabung, bisa
hubungi kontak admin dan bagi yang tidak mau bergabung, terima kasih banyak
telah membaca.
1 comments:
I am regular visitor, how are you everybody?
This paragraph posted at this site is in fact nice.
Post a Comment