Friday, February 03, 2017

Sistem Pemasaran Konvensional VS Sistem Pemasaran di Network Marketing

Mungkin masih banyak diantara kita yang penasaran dengan sistem pemasaran produk, terutama sistem pemasaran produknya bisnis MLM. Bagaimana bisa produk MLM dengan satu katalog harganya benar-benar sama dan nyaris berlaku di jaringan seluruh Indonesia? Pengiriman produk dari pabrik ke distributor setiap daerah kan berbeda-beda? Apa nggak berpengaruh sama harga produk?

Yah, namanya juga pemasaran produk memerlukan jasa kurir pengiriman. Jelas saja harga produk berpengaruh dari produsen ke konsumen. Dan sebenarnya, kedua sistem pemasaran tersebut serupa, yaitu tetap ada produsen sebagai pembuat produk, distributor sebagai penyalur produk dan yang terakhir adalah konsumen. Namun, bila dibandingkan dengan sistem pemasaran konvensional seperti produk-produk yang ada di mini market, ditemukan sedikit perbedaan pada sistem pemasaran MLM.
Yang dapat dipahami dari The Secret Book of MLM, harga jual produk yang menggunakan sistem pemasaran konvensional dipengaruhi oleh distributor yang berlipat ganda jumlahnya agar produk bisa sampai ke konsumen. Katakanlah perjalanan panjang sebuah produk bisa sampai kepada konsumen pada sistem pemasaran konvensional dimulai dari pabrik, ke distributor tunggal, ke agen, kemudian kepada penjual grosiran, kemudian kepada penjual eceran dan akhirnya produk sampai ke tangan konsumen. Tentu saja, perjalanan panjang itu memakan biaya operasional dan harus memberikan keuntungan bagi pabrik sampai ke penjual eceran. Bisa disimpulkan kalau harga awal suatu produk dari pabrik yang menggunakan pemasaran konvensional sebenarnya murah, namun kemudian naik, naik, dan terus naik agar distributor besar hingga penjual eceran mendapatkan keuntungan dari menjual produk tersebut ke konsumen. Harga jual pada sistem ini bisa lebih mahal lagi kalau perusahaannya mengiklankan produknya lewat televisi, baliho dan lain-lain. Jasa pasang iklan itu lumayan menguras kantong, lho.

Credit photo: colourbox.com

Lalu, bagaimana dengan sistem pemasaran pada produk dari perusahaan network marketing alias MLM? Perjalanan distribusinya juga panjang. Namun, distribusi produk tersebut tidak melibatkan upline anggota. Jadi, maksudnya upline tidak mendapatkan keuntungan apapun dari penjualan downline-nya karena perusahaan MLM biasanya kalau sudah membuka jaringan di sebuah kota, maka mereka akan membangun toko penyimpanan stok produk atau stockist agar para anggota atau distributor bisa mengambil produk, kemudian mengantarkannya sendiri kepada pelanggannya. Ongkos kirim dari pabrik produk ke toko stockist sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan. Oleh karena itu, harga yang ada di katalog produk MLM yang sehat sistemnya—maksudnya tidak cacat atau curang, harganya sama dan berlaku di seluruh Indonesia. Dan lagi, pihak yang mengiklankan produk MLM itu adalah distributor produk itu sendiri. Makanya, produk MLM tidaklah sepopuler produk dari perusahaan konvensional karena perusahaan MLM jarang menggunakan jasa periklanan sebagai salah satu cara marketing-nya. Coba saja perhatikan MLM yang kamu tahu, pasti jarang nongol di televisi, kan?


Semoga dengan penjelasan diatas dapat menambah pengetahuan kita. Kalau ada yang mau menambah penghasilan juga bisa berpikir dengan bergabung ke dalam sebuah perusahaan berbasis jaringan. Well, admin sendiri juga bergabung ke sebuah perusahaan network marketing untuk menambah uang jajan, tapi admin sudah menyelidiki seluk beluknya sehingga admin bisa mempercayainya. Bagi kamu yang mau bergabung, bisa hubungi kontak admin dan bagi yang tidak mau bergabung, terima kasih banyak telah membaca.

1 comments:

Anonymous said...

I am regular visitor, how are you everybody?

This paragraph posted at this site is in fact nice.