Setidaknya sekali atau dua kali, kita pernah berkunjung ke
sebuah museum. Di museum, kita biasanya melihat benda-benda purbakala seperti
artefak zaman Fir’aun masih hidup atau prasasti peninggalan zaman batu. Lalu, jika
kita melihat deskripsi dibawah pajangan benda purba tersebut kita bisa melihat
umur benda tersebut ditemukan atau pada tahun berapa. Pernahkah kita penasaran
bagaimana museumnya bisa tahu kalau umur benda itu sedemikian tua?
Benda purba seperti artefak, fosil, dan lain sebagainya itu
ditemukan dan diteliti oleh para arkeolog. Mereka bisa menghitung benda-benda
amat sangat tua tersebut dengan beberapa cara. Kalau bendanya seperti prasasti
kerajaan, mereka bisa menghitungnya dengan teknik relative dating atau penanggalan relatif. Dengan teknik ini, para
peneliti bisa menentukan periode sejarah dengan lapisan tanah. Kemudian, dengan
bantuan ilmu geologi, mereka dapat memperkirakan umur benda berdasarkan lapisan
tanah tempat ditemukannya prasasti tersebut. Akan tetapi, tidak semua benda
purba dapat ditentukan umurnya dengan teknik ini.
credit photo: buzzle.com
Lalu, bagaimana alternatif solusinya?
Ada teknik penanggalan satu lagi yang disebut dengan absolut dating atau penanggalan absolut.
Teknik penanggalan ini dilakukan dengan bantuan ilmu kimia. Teknik ini juga
bisa membuat peneliti dapat menentukan umur benda dengan lebih spesifik
daripada teknik relative dating. Ada
banyak jenis teknik absolut dating,
akan tetapi yang paling populer digunakan adalah teknik radiocarbon.
Teknik radiocarbon
ini menggunakan atom karbon yang dimiliki oleh semua makluk hidup di alam
semesta. Atom karbon yang melayang di udara bereaksi dengan atom lain yang
kemudian membentuk karbondioksida yang kemudian diserap tanaman saat
fotosintesis. Dan seperti yang kita tahu, rantai makanan di dunia ini berawal
dari tumbuhan. Oleh karena itu, jelaslah semua makhluk hidup mengandung atom
karbon. Bahkan, setelah kita matipun atom karbon ini masih tetap ada di tulang
belulang alias fosil kita. Lalu, apa hubungannya atom karbon ini dengan
perhitungan umur benda purbakala?
Seperti yang dijelaskan pada tayangan channel Kokbisa, atom
karbon ada dua jenis yaitu karbon-12 dan karbon-14. Karbon-12 itu adalah atom
yang memang sering ditemukan di alam semesta, sedangkan karbon-14 adalah atom
yang terbentuk akibat sinar radioaktif kosmik dari luar angkasa yang menembus dan
bereaksi dengan atom nitrogen di atmosfer bumi. Karbon-14 ini bersifat
radioaktif atau tidak stabil. Agar bisa menjadi stabil, atom yang bersifat
radioaktif seperti karbon-14 ini harus meluruh kembali menjadi atom asalnya,
yaitu menjadi atom nitrogen.
credit photo: learner.org
Proses peluruhan atom karbon-14 ini tidak serta merta
terjadi tiba-tiba, melainkan memiliki paruh waktu tertentu. Waktu paruh atau half life adalah waktu yang dibutuhkan
atom untuk meluruh setengahnya. Atom karbon-14 memiliki waktu paruh 5730 tahun.
Jadi, dalam 5730 tahun jumlah total karbon-14 yang ada pada suatu fosil akan
meluruh atau berkurang setengahnya. Kemudian, akan berkurang setengahnya lagi
di 5730 tahun berikutnya. Jika ada fosil hewan purba yang ditemukan, para
peneliti akan menggunakan alat canggih bernama mass spectrometer lalu menghitung dengan perbandingan yang
membingungkan dan rumit. Setelah dihitung, barulah peneliti dapat menentukan
berapa umur fosil tersebut.
Akan tetapi, teknik penanggalan radiocarbon ini hanya bisa menghitung benda yang umurnya kurang
dari 50 ribu tahun. Bagaimana dengan fosil dinosaurus yang munculnya bahkan jauh
sebelum manusia eksis di muka bumi? Para peneliti tentu akan menggunakan atom
lain yang memiliki half life yang
lebih lama seperti atom Potassium dan Argon yang half life-nya mencapai 1,26 milyar tahun.
0 comments:
Post a Comment