Sunday, February 19, 2017

Gimana Cara Mengetahui Umur Artefak?

Setidaknya sekali atau dua kali, kita pernah berkunjung ke sebuah museum. Di museum, kita biasanya melihat benda-benda purbakala seperti artefak zaman Fir’aun masih hidup atau prasasti peninggalan zaman batu. Lalu, jika kita melihat deskripsi dibawah pajangan benda purba tersebut kita bisa melihat umur benda tersebut ditemukan atau pada tahun berapa. Pernahkah kita penasaran bagaimana museumnya bisa tahu kalau umur benda itu sedemikian tua?

Benda purba seperti artefak, fosil, dan lain sebagainya itu ditemukan dan diteliti oleh para arkeolog. Mereka bisa menghitung benda-benda amat sangat tua tersebut dengan beberapa cara. Kalau bendanya seperti prasasti kerajaan, mereka bisa menghitungnya dengan teknik relative dating atau penanggalan relatif. Dengan teknik ini, para peneliti bisa menentukan periode sejarah dengan lapisan tanah. Kemudian, dengan bantuan ilmu geologi, mereka dapat memperkirakan umur benda berdasarkan lapisan tanah tempat ditemukannya prasasti tersebut. Akan tetapi, tidak semua benda purba dapat ditentukan umurnya dengan teknik ini.

credit photo: buzzle.com

Lalu, bagaimana alternatif solusinya?

Ada teknik penanggalan satu lagi yang disebut dengan absolut dating atau penanggalan absolut. Teknik penanggalan ini dilakukan dengan bantuan ilmu kimia. Teknik ini juga bisa membuat peneliti dapat menentukan umur benda dengan lebih spesifik daripada teknik relative dating. Ada banyak jenis teknik absolut dating, akan tetapi yang paling populer digunakan adalah teknik radiocarbon.
Teknik radiocarbon ini menggunakan atom karbon yang dimiliki oleh semua makluk hidup di alam semesta. Atom karbon yang melayang di udara bereaksi dengan atom lain yang kemudian membentuk karbondioksida yang kemudian diserap tanaman saat fotosintesis. Dan seperti yang kita tahu, rantai makanan di dunia ini berawal dari tumbuhan. Oleh karena itu, jelaslah semua makhluk hidup mengandung atom karbon. Bahkan, setelah kita matipun atom karbon ini masih tetap ada di tulang belulang alias fosil kita. Lalu, apa hubungannya atom karbon ini dengan perhitungan umur benda purbakala?

Seperti yang dijelaskan pada tayangan channel Kokbisa, atom karbon ada dua jenis yaitu karbon-12 dan karbon-14. Karbon-12 itu adalah atom yang memang sering ditemukan di alam semesta, sedangkan karbon-14 adalah atom yang terbentuk akibat sinar radioaktif kosmik dari luar angkasa yang menembus dan bereaksi dengan atom nitrogen di atmosfer bumi. Karbon-14 ini bersifat radioaktif atau tidak stabil. Agar bisa menjadi stabil, atom yang bersifat radioaktif seperti karbon-14 ini harus meluruh kembali menjadi atom asalnya, yaitu menjadi atom nitrogen.

credit photo: learner.org

Proses peluruhan atom karbon-14 ini tidak serta merta terjadi tiba-tiba, melainkan memiliki paruh waktu tertentu. Waktu paruh atau half life adalah waktu yang dibutuhkan atom untuk meluruh setengahnya. Atom karbon-14 memiliki waktu paruh 5730 tahun. Jadi, dalam 5730 tahun jumlah total karbon-14 yang ada pada suatu fosil akan meluruh atau berkurang setengahnya. Kemudian, akan berkurang setengahnya lagi di 5730 tahun berikutnya. Jika ada fosil hewan purba yang ditemukan, para peneliti akan menggunakan alat canggih bernama mass spectrometer lalu menghitung dengan perbandingan yang membingungkan dan rumit. Setelah dihitung, barulah peneliti dapat menentukan berapa umur fosil tersebut.

Akan tetapi, teknik penanggalan radiocarbon ini hanya bisa menghitung benda yang umurnya kurang dari 50 ribu tahun. Bagaimana dengan fosil dinosaurus yang munculnya bahkan jauh sebelum manusia eksis di muka bumi? Para peneliti tentu akan menggunakan atom lain yang memiliki half life yang lebih lama seperti atom Potassium dan Argon yang half life-nya mencapai 1,26 milyar tahun.

Ya, menghitung benda purba memang memusingkan. Akan tetapi, kita menjadi sedikit lebih tahu dari teman-teman kita yang lain. Sekian dulu dan terima kasih.

0 comments: