Kabarnya, ada lebih dari 7000 bahasa di dunia. Bahasa yang
paling banyak digunakan di dunia ini adalah bahasa Mandarin dengan pengguna
lebih dari 1 miliar orang, yang kemudian disusul dengan bahasa Spanyol dan
Inggris, dan bahasa-bahasa lainnya.
Seperti yang kita tahu, penyebutan suatu benda dalam bahasa
kita, Bahasa Indonesia, dengan bahasa lainnya bisa beragam. Bahkan tidak
terdengar sama dengan bahasa tertentu. Misalnya saja buah jeruk, kita
menyebutnya sebagai buah jeruk. Tapi, orang Inggris akan menyebutnya sebagai
orange, padahal bendanya sama. Itu masih antara bahasa kita dan bahasa
internasional, belum bahasa lainnya, bahkan bahasa daerah yang dimiliki negeri
kita sendiri. Yang jadi pertanyaan adalah kenapa bisa demikian? Kenapa kita
menyebut sebuah benda sesuai dengan namanya dalam bahasa kita masing-masing?
Dan bagaimana pula asal muasalnya bisa seperti itu?
Credit photo: sejarah.id
Menurut Noam Chomsky, bahasa muncul sekitar 60 ribu hingga
100 ribu tahun yang lalu di Afrika. Dulunya kita hanya bisa berkomunikasi
dengan suara huhu haha hua hua saja yang didukung dengan isyarat dari anggota
badan kita. Akan tetapi, ternyata otak manusia memang diciptakan untuk bisa
lebih berkembang dan memikirkan hal yang lebih kompleks di alam semesta ini.
Kemudian, manusia mulai menamai benda, yang bisa jadi berasal dari suara yang
dihasilkan benda tersebut maupun yang asal sebut namun kemudian disetujui oleh
kelompok manusia lainnya. Misalnya kucing yang bersuara miaw-miaw disebut
sebagai miaw oleh manusia pada zaman itu.
Kemudian, otak manusia pada zaman itu terus berevolusi dan
mulai bisa menamai benda dengan dua kata atau lebih. Misalnya benda itu adalah
pohon, sementara pohon itu jenisnya banyak. Sehingga manusia yang makin pintar
pada zaman itu menamai dan membedakan jenis pohon dengan menambahkan satu kata
baru dibelakangnya menjadi pohon kelapa atau pohon jambu.
Seperti yang ditayangkan oleh Kokbisa channel, bahasa diduga
terbentuk di sebuah kerajaan di tanah Mesir. Pada saat itu, Psammeticus dari
Phyrgian mengutus dua bayi untuk dimasukkan ke dalam dua kandang yang berbeda.
Kejam sekali memang eksperimen itu. Lalu, dua tahun kemudian, kedua bayi
tersebut bisa menyebutkan kata bekos yang berarti roti. Karena kedua bayi
tersebut bisa menyebutkan satu kata tanpa diajari, para peneliti meyakini bahwa
bahasa Phyrgian tersebut menjadi cikal bakal semua bahasa di dunia.
Lalu, kenapa bahasa begitu beragam? Alasannya adalah wilayah
yang diduduki sekelompok manusia pada masa dulu terisolasi dengan wilayah
kelompok manusia yang lainnya. Hal itu membuat pembentukan kosakata dalam suatu
bahasa menjadi berbeda-beda, bahkan hingga pengucapan, tata bahasa dan komponen
bahasa lainnya. Oleh karena itu, bahasa yang beragam pun terbentuk,
menyesuaikan kondisi alam, makanan, dan lain-lainnya di wilayah tersebut.
Inilah mengapa Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah. Karena nenek moyang
kita hidup terpisah, belum lagi negeri kepulauan kita yang diisolasi dengan
lautan membuat bahasapun menjadi sangat beragam.
Sekarang, sedikit banyaknya kita mengetahui bagaimana bahasa
bisa terbentuk dan mengapa bahasa di dunia sangat bervariasi. Semoga ini dapat
menambah pengetahuan kita tentang bahasa, yang jelas ini sangat penting.
Apalagi era globalisasi sekarang menuntut kita untuk bisa mengerti bahasa lain
untuk keperluan tertentu. Beritahukan kepada temanmu tentang hal ini dan ajak
mereka untuk belajar bahasa Inggris atau Mandarin yang sedang diperlukan
dimana-mana, dan juga terima kasih.
0 comments:
Post a Comment