Wednesday, February 08, 2017

Tempat Terpanas Di Dunia

Saat rumah kita sedang mati lampu di siang bolong, atau sedang terjebak kemacetan di jalan, atau sedang bosan menunggu giliran bimbingan skripsi di kampus, kita akan menganggap kota kita adalah kota paling panas di dunia. Sehingga kita ingin cepat-cepat ke kantin dan menyeruput es teh manis yang segar. Tapi, benarkah kota kita adalah kota terpanas di dunia? Dimanakah tempat yang paling panas di muka bumi ini?

Berdasarkan tayangan dari kanal Kokbisa, tempat terpanas di dunia bukanlah Death Valley di Amerika Serikat, bukan juga Gurun Sahara di utara benua Afrika, melainkan Gurun Lut di Irak. Permukaan gurun tersebut sangat kering sehingga hewan gurun maupun tumbuhan gurun tidak sanggup bertahan hidup. Suhu tertinggi yang pernah tercatat di gurun tersebut adalah 70,7 derajat Celcius. Panas sekali, tentunya kita pasti bisa menceplok telur mata sapi disana.

Foto gurun lut dari nationalgeographic.co.id

Faktor yang mempengaruhi gurun tersebut menjadi sangat panas yaitu curah hujan yang sangat sedikit. Jadinya, permukaan tanahnya kering sehingga tumbuhan yang ingin tumbuh disana tidak mendapatkan persediaan air yang cukup. Kemudian, permukaan tanah Gurun Lut warnanya gelap dan banyak batu-batuan disana. Kedua faktor itu mengakibatkan panas sinar matahari yang menyinari diserap oleh gurun namun tidak semuanya terpantul kembali. Sehingga permukaan tanahnya menyimpan panas lebih banyak dari permukaan tanah di daerah lain di muka bumi.

Kemudian pertanyaannya, bagaimana kita tahu Gurun Lut tempat paling panas di dunia sedangkan manusia nggak sanggup datang kesana untuk meneliti karena suhunya yang ekstrim?

Sekarang zaman sudah canggih. Manusia sekarang menggunakan teknologi yang canggih untuk mengukur suhu permukaan bumi, yaitu dengan satelit. Satelit yang dikirim saintis ke luar atmosfer bumi akan memindai atau scanning permukaan bumi dan mengukur suhunya dengan bantuan sinar inframerah. Barulah akhirnya peneliti bisa mengetahui suhu permukaan tanah di bumi dengan peta yang disajikan oleh satelit. Tidak hanya suhu, dengan satelit pun peneliti bisa mengetahui tinggi rendahnya permukaan tanah.

Mungkin kita pernah melihat peta dengan warna-warna yang membagi daerah-daerah tertentu, grafik-grafik, serta pergerakan-pergerakan awan pada tayangan prakiraan cuaca di televisi, yang tentunya tidak bisa dimengerti semua orang. Bisa dikatakan, mirip seperti itulah cara kerjanya.


Teknologi, semakin hari semakin berkembang. Begitu juga seharusnya dengan kita. Kita harus terus mengembangkan pengetahuan kita, berbagi apa yang sudah kita ketahui agar hidup lebih bermakna. Dan sekian, terima kasih.

0 comments: