Wednesday, February 22, 2017

Benarkah Orang Tertentu Punya Sifat Seperti Itu? (Stereotipe)

Orang Batak itu keras, orang Padang itu pelit, orang Jawa itu lamban. Penilaian seperti ini sepertinya sangat lumrah di dalam masyarakat kita. Ya, penilaian seperti ini disebut dengan stereotipe. Seperti yang dikutip dari Wikipedia, stereotipe adalah penilaian terhadap seseorang yang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok mana orang tersebut dapat dikategorikan. Ya, seperti tadi. Bisa jadi diantara kita punya teman atau tetangga orang Padang atau sukunya Minang, kita langsung menilainya pelit karena yang kita dengar orang Padang itu suka irit.

Suku yang lain, misalnya orang Batak yang terkenal ngomongnya keras. Bukan suaranya yang keras, tapi nada bicaranya yang begitu tegas, apa adanya dan nggak banyak basa-basi kalau ngomong alias to the point. Kalaupun omongannya bikin kita nangis dan hati teriris, tapi itulah omongan jujur mereka. Oleh karena itu mereka dianggap sebagai orang yang keras, apalagi rata-rata suksesnya mereka pada jadi pengacara. Oh ya, memang kebanyakan orang Batak sanggup teriak-teriak kencang dengan suara keras. Makanya suara mereka laku banget di paduan suara gereja maupun di panggung hiburan.

Sumber gambar: pinterest.com

Menurut tayangan di Kokbisa, orang Jawa terkenal bicaranya lemah lembut dan muter-muter. Hal ini karena kebanyakan orang Jawa dulunya adalah kaum penguasa dan kerajaan, jadinya mereka tahu mengambil hati rakyat dengan ucapan yang lemah lembut. Tapi bukan berarti kita bisa macem-macem sama orang Jawa, walaupun lembut mereka nggak bisa ditindas, ya.

Suku lain yang asalnya dari negeri Tionghoa, yang sekarang sudah ada dimana-mana, di negara manapun hingga adanya kota pecinaan di setiap negara pun mempunyai stereotipe sendiri di negeri kita Indonesia. Kalau kita ketemu dengan orang Tionghoa, yang terlintas dalam pikiran kita pasti ini orang pedagang, kalau enggak ya pengusaha. Kalau dibilang tetangga kita yang Tionghoa kalau dia kerjanya di kantor pemerintahan atau di tempat lain, pasti nggak percaya. Padahal si tetangga kerjanya beneran jadi dosen di universitas.

Diantara 1370 suku bangsa di Indonesia, pasti ada saja stereotipe yang melekat di masing-masing suku bangsa terhadap suku bangsa lainnya. Tapi beneran, ya. Nggak adil rasanya cuma menilai seseorang hanya berdasarkan suku bangsanya. Seperti tadi, misalnya kita punya tetangga orang Padang, tapi nggak berarti juga dia pelit. Mungkin kita nggak tau ternyata dia itu manusia paling dermawan yang ada di lingkungan kita.


Intinya, belum tentu teman atau tetangga yang kita kenal dengan latar belakang suku tertentu itu mempunyai sifat sesuai dengan stereotipenya. Bisa jadi, malah sebaliknya. Atau bisa jadi kita menemukan orang pelit di suku-suku lainnya. Artinya, stereotipe itu nggak 100% benar seperti yang dikabarkan. Kalau kita selalu menganggap suku ini begini orangnya atau suku itu begitu orangnya, yang ada bikin tersinggung orang lain saja dan memecah persahabatan. Lebih baik kita bersahabat dan saling mengerti satu sama lain karena Indonesia ini raya. Sekian dan terima kasih.

0 comments: