Wednesday, February 22, 2017

Apa Penyebab Terjadinya Kabut Asap?

Hampir setiap tahun kita mendengar kabar tentang kabut asap. Apalagi di tahun 2015 kemarin, kabut asap terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Nggak hanya itu, negara tetangga kita pun seperti Singapura dan Malaysia kena dampaknya juga. Sebenarnya apa sih yang jadi penyebab terjadinya kabut asap itu?

Sejatinya, kabut asap terjadi karena kebakaran hutan. Seperti yang ditayangkan Kokbisa, di Sumatera, Kalimantan dan Papua banyak terdapat lahan gambut. Lahan gambut merupakan lahan basah yang mengandung zat karbon yang bersifat gampang terbakar. Kenapa lahan gambut mengandung zat karbon? Hal ini disebabkan karena lahan tersebut sudah berkali-kali ditanami tumbuhan, dan sisa-sisa tumbuhan yang membusuk di lahan tersebut menambah kandungan karbon dalam tanahnya.

Sumber gambar: all-free-download.com

Namanya juga lahan gambut, pasti basah. Tempat yang basah pasti susah terbakar. Tapi, kalau lahan gambut ini dikeringkan, sudah pasti gampang sekali terbakar karena sudah ada zat karbon di dalam tanahnya. Ya, tanah lain juga memiliki zat karbon. Hanya saja, zat karbon di dalam lahan gambut itu kadarnya sangat tinggi sehingga jika ada pohon kering yang dibakar sedikit saja, apinya akan merambat dengan luar biasa. Akhirnya lahan gambut bisa menjadi tungku api raksasa yang bisa menghasilkan kabut asap yang luar biasa.

Disamping itu, ada perusahaan-perusahaan nakal yang memanfaatkan lahan gambut untuk industrinya lebih suka membakar lahan mereka untuk menanami kembali lahan pertaniannya. Namanya juga perusahaan dan orang berbisnis, tentu saja mereka mencari cara yang lebih mudah dan murah dalam proses industrinya. Kalau mereka menebang lahan pertanian, mereka harus mengeluarkan biaya 5 hingga 7 juta per hektarnya. Tapi, kalau hanya dengan membayar orang untuk membakar lahannya, mereka paling hanya perlu mengeluarkan modal 500 ribu hingga satu juta saja. Dengan didukung oleh iklim ekuator yang musim kemaraunya lebih panjang, maka membakar hutan adalah hal yang sangat hemat, baik tenaga maupun finansial.

Sayangnya, mereka tidak memperhatikan akibat apa yang ditimbulkan karena membakar hutan. Tak hanya soal kabut asap yang membatasi jarak pandang saja, tapi juga mengganggu sistem pernapasan kita apalagi buat anak-anak. Tidak sedikit korban yang berjatuhan akibat bencana kabut asap di negara kita setiap tahunnya.

Masalah kabut asap sebenarnya sudah tidak tertangani sejak tahun 90-an. Pada tahun 1997 kabut asap Indonesia menyelimuti beberapa negara tetangga kita, Samudera Hindia dan juga beberapa bagian di negara Asia Timur walaupun tipis. Kabarnya saat itu adalah kabut asap paling parah yang pernah terjadi di Indonesia. Dan kabarnya juga, indeks pencemaran udara di beberapa daerah di Pulau Sumatera sudah mencapai angka yang berbahaya, yang artinya udara di daerah tersebut sudah sangat beracun untuk kita bernapas.


Lalu, apa yang bisa kita lakukan agar hal seperti ini tidak terjadi? Hal seperti ini memang sulit untuk dielakkan dan ditanggulangi, tapi kita bisa berusaha dengan memberikan pengetahuan kepada orang lain tentang bahaya kabut asap ini. Bagi orang yang tinggalnya jauh dari lokasi kebakaran hutan, mungkin mereka tidak tahu dan menganggap hal ini sepele. Ada baiknya kita menyuarakannya agar sampai ke masyarakat juga pemerintah. Jika sampai ke telinga pemerintah, mungkin saja akan ada tindakan tegas untuk pihak yang membakar hutan itu. Walaupun hanya lahannya sendiri, tapi kita nggak mau juga kan kebagian asapnya? Sekian dan terima kasih.

0 comments:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html