Diantara kita pasti sering merasa capek padahal kita sudah
tidur. Misalnya saja saat kita sedang pulang kampung dari kota perantauan kita
naik mobil, bus telolet atau naik pesawat. Sebagian dari kita pasti suka
menikmati perjalanan pulang dan sebagian lagi lebih suka istirahat alias tidur
di kendaraan yang kita tumpangi. Akan tetapi, saat kita terbangun, kita masih
merasa capek, bahkan seperti kita nggak tidur sama sekali selama di perjalanan.
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Credit picture: 123rf.com
Sebelum kita bahas masalah diatas, ada baiknya kita membahas
soal ritme dan tahapan tidur terlebih dahulu. Menurut tayangan Kokbisa channel,
tidur kita memiliki ritme seperti halnya bernapas dan detak jantung kita. Ritme
tidur kita atau bahasa kerennya, ultradian
sleep cycle, bisa diteliti dengan alat canggih yang dapat membaca gelombang
otak manusia. Alat seperti itu tentunya ada di laboraturium saintis, dan
mungkin di rumah sakit yang memiliki alat kesehatan yang canggih.
Kemudian, saat kita tertidur dengan alat canggih itu,
gelombang otak kita akan terbaca dan akan terlihat ritme yang berulang-ulang.
Dalam tiap ritme itu, ada juga tahapan-tahapan tidur yang bisa dibagi menjadi
beberapa tahap.
Credit picture: s-cool.co.uk
Tahap pertama, adalah tahap awal tidur atau tahap tidur ayam
yang cuma merem melek sebentar. Contoh dari tahapan tidur pertama ini adalah
teman kita yang sedang tertidur di kelas atau pejabat yang lagi tertidur saat
meeting. Pada tahap ini, aktivitas otot kita melambat,dan begitu juga gerakan
bola mata kita.
Kemudian, tahap kedua adalah tahap dimana detak jantung kita
melambat daripada saat kita sedang bangun. Selain itu, suhu tubuh kita akan
menurun, bola mata akan berhenti bergerak dan kita mulai sulit dibangunkan
karena di tahap ini kita akan tertidur lelap.
Lalu, setelah dari tahap kedua, kita akan tertidur pada
tahap ketiga, yaitu tidur kita yang benar-benar lelap. Gelombang otak kita
menjadi sangat lambat dan badan kita dalam keadaan rileks.
Yang terakhir, tahap REM atau rapid eye movement, dimana tekanan darah kita meningkat, bola mata
bergerak sangat cepat dan napas kita menjadi pendek. Gelombang otak kita pun
sama aktifnya seperti saat kita terbangun. Tahap ini terasa sangat bertolak
belakang dengan tahap ketiga dimana gelombang otak kita lambat dan bola mata
pun nyaris tidak bergerak. Hal ini dikarenakan kita sedang aktif bermimpi.
Nah, kembali ke pertanyaan tadi, kenapa kita capek padahal
sudah tidur?
Jawabannya adalah di tahap mana kita sedang tertidur. Kalau
kita sedang tertidur, lalu naik ke tahap pertama, kemudian naik ke tahap kedua,
lalu karena terganggu sesuatu kita terbangun, maka kita akan tetap merasa
capek. Jika kita tertidur dan melewati semua tahap yang ada, kemudian
terbangun, kita tidak merasa capek. Malah tidur kita akan terasa berkualitas.
Makanya itu kita pernah tidur sebentar di siang hari, namun pas bangun kita
ngerasa segar banget. Sebaliknya, kita pun pernah tidur malam yang begitu lama
dari jam 9 malam sampai jam 9 pagi tapi badan kita tetap terasa capek. Itu
karena kita terbangunnya pada saat ditengah-tengah ritme tidur kita, entah di
tahap satu, dua atau tahap tiganya.
Dari penjelasan diatas kita bisa menyimpulkan kalau kita
ingin tidur kita berkualitas dan bangun dengan keadaan segar, maka sangat
penting untuk memperhatikan ritme tidur kita. Tapi masalahnya kita tidak tahu
bagaimana ritme tidur kita saat kita sedang tertidur, karena kita sedang tidak
sadarkan diri. Mungkin memang sebaiknya kita mengatur waktu istirahat kita
secara teratur agar tubuh kita beradaptasi dan terbiasa, yang nantinya mungkin
akan menciptakan tidur yang berkualitas buat kita sendiri. Terima kasih telah
membaca dan selamat tidur bagi yang sudah ngantuk. Have a nice dream.
0 comments:
Post a Comment