Sewaktu kita sedang marah, apalagi marah yang sudah
dipuncak, kita sering sekali menggebrak meja, melempar barang, membanting
sesuatu hingga memecahkan piring. Kenapa hal itu bisa terjadi walaupun dalam
keadaan emosi yang normal kita tahu kalau hal itu merugikan?
Menggebrak meja dan melempar barang sebenarnya adalah
penyaluran emosi dalam diri kita yang diwujudkan dalam bentuk gerakan dari
tangan kita. Ya, ketika kita marah maupun frustasi atau kecewa dengan keadaan,
kita memerlukan sesuatu untuk dilampiaskan. Kalau kita hanya menyimpan amarah,
kita akan merasa stres. Kita yang sedang marah tentu saja otomatis tidak ingin
menjadi stres karena keadaan, sehingga kita melampiaskannya dengan membanting
sesuatu atau menendang sesuatu.
credit photo: freepik.com
Selain itu, karena kita merasa tertekan dengan keadaan sulit
yang ada, kita merasa tidak memiliki kontrol atas keadaan itu. Dengan melakukan
tindakan seperti melempar remote TV atau menendang tong sampah, secara
psikologis kita akan merasa kita bisa mengendalikan keadaan walau faktanya
tidak benar-benar bisa. Hanya saja, dengan melampiaskannya, kita menjadi merasa
bisa mengontrolnya.
Memang, menendang tong sampah dan menggebrak meja bisa
membuat kita puas secara emosional daripada hanya menggerutu dalam hati saja.
Akan tetapi, sifat seperti ini sebaiknya dikurangi dan dihindari karena sangat
berbahaya. Membanting barang disaat kita sedang emosi, menandakan kita adalah
orang yang kurang bisa mengendalikan diri sendiri. Selain itu, barang yang kita
bantingpun bisa rusak dan harus bolak-balik diganti. Tidak hanya itu saja,
melempar atau menendang barangpun berbahaya jika yang kita lempar atau tendang
adalah benda tajam dan berat yang bisa melukai orang lain. Bisa-bisa nantinya
kita malu karena kabarnya masuk berita nasional atau media sosial.
Jadi kesimpulannya, kalau kita sedang dalam kondisi
emosional, cobalah untuk menghadapinya dengan lebih tenang. Memang sulit pada
awalnya, namun seiring berjalannya waktu dan latihan mengendalikan emosi setiap
saat, kita akan paham cara menghadapinya. Sekian dan terima kasih.
0 comments:
Post a Comment