Tuesday, February 14, 2017

Benarkah Kita Hanya Menggunakan 10% Otak Kita?

Mungkin banyak dari kita yang pernah menonton film Lucy atau ikut seminar motivasi atau membaca artikel internet yang mengatakan bahwa manusia hanya menggunakan 10 persen dari kapasitas otak yang sebenarnya. Kemudian, kalau kita bisa menggunakan 100 persennya dengan optimal dan maksimal, kita dapat melakukan hal-hal yang luar biasa seperti mengetahui isi pikiran orang lain, mengendalikan tubuh orang lain, menjadi sangat pintar melebihi seorang profesor, dan lain-lain. Akan tetapi, benarkah itu?

Credit photo: Google Sites

Dalam sains, hal itu salah besar. Seperti yang ditayangkan di kanal Kokbisa, hasil scan kepala dan MRI menunjukkan bahwa manusia memang menggunakan otaknya setiap saat sepenuh kapasitasnya. Otak adalah pusat kendali dari tubuh kita. Setiap bagian dari otak kita memiliki fungsinya masing-masing. Ada bagian otak yang mengatur indera penglihatan kita, indera peraba kita, indera pengecap, mengatur gerakan tubuh kita, mengatur proses berpikir kita, dan banyak lagi yang tidak bisa disebutkan disini. Intinya, segala yang sedang kita lakukan sebenarnya berasal dari otak kita, bahkan gerakan refleks yang tidak kita sadari seperti detak jantung dan ritme bernapas. Jika ada salah satu bagian yang terganggu, maka fungsi dari anggota tubuh kita pun terganggu juga.

Contohnya, ketika seseorang mengalami gangguan otak pada bagian sensor motoriknya. Maka, orang itu akan mengalami kesulitan bergerak, kejang-kejang, atau malah alat gerak seperti tangan dan kakinya mati karena gangguan yang diterimanya. Gejala seperti ini biasa disebut dengan stroke.
Sekarang kita tahu bahwa sebenarnya kita tidak hanya menggunakan 10 persen dari kapasitas otak kita. Dan kita pun sekarang mengerti bahwa kita harus lebih banyak mencari tahu lagi tentang segala sesuatu agar kita tidak terkecoh dengan sebuah fiksi sains. Fiksi sains memang luar biasa, namun kita tidak bisa menelan mentah-mentah informasi yang kita terima tanpa mencari tahu lebih dahulu. Atau diantara kita ada yang ingin membuat fiksi sains menjadi fakta? Selamat mencoba, semoga berhasil dan terima kasih telah membaca.



0 comments: