Friday, February 03, 2017

Benarkah Produk MLM Adalah Produk Murah Yang Dimahalkan?

Banyak masyarakat berpikir bahwa produk yang didagangkan oleh perusahaan bisnis jenis multilevel marketing atau network marketing sebenarnya adalah produk murah yang kualitasnya sama dengan produk-produk yang dipasarkan di kios dekat rumah kita. Apakah itu benar demikian?

Credit foto: 123rf.com

Anggapan itu muncul karena sistem bisnis MLM sering kali dianggap mirip sistem piramida yang hanya menguntungkan distributor upline di atas kita. Tapi, tunggu dulu. Sebenarnya sistem MLM yang “sehat” bukan menggunakan model sistem piramida. Kalau sistemnya model piramida, tentu saja cuma enak di upline, capek di downline. Ternyata bentuk sistemnya tidaklah benar-benar demikian. Bentuk sebenarnya lebih cocok dikatakan seperti bentuk jaringan yang dibangun sendiri oleh masing-masing anggota. Maksudnya, sistem MLM yang sesungguhnya tidaklah membuat sukses siapa yang pertama bergabung, melainkan membuat sukses siapa yang bekerja keras. Jadi, kalau downline-nya rajin bekerja sedangkan upline-nya hanya duduk santai di kursi goyang saja, maka downline-nya saja yang akan berhasil mendapatkan banyak uang, sedangkan upline-nya tidak mendapatkan apa-apa.

Kemudian, anggapan tadi menjalar ke harga produk yang ditawarkan. Memang, produk yang didagangkan perusahaan bisnis berbasis jaringan cenderung lebih mahal ketimbang harga produk yang dijual di kios dekat rumah. Tapi, bukan berarti harga mahal itu digunakan untuk memberi keuntungan yang besar kepada anggota atau distributornya; atau memberi keuntungan kepada upline atau orang yang pertama kali bergabung. Justru, seharusnya sistem MLM yang sehat itu memberikan komisi kepada downline-nya yang bekerja keras. Juga, produk yang ditawarkan oleh perusahaan MLM itu haruslah berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mendapat sertifikat dari asosiasi bisnis sebagai bisnis yang halal dijalankan.

Kembali lagi ke soal harga produk yang kita sangka mahal tapi cuma buat keuntungan distributornya. Pada dasarnya, orang berjualan haruslah mendapatkan keuntungan. Jika orang berjualan tidak mendapatkan keuntungan, itu rugi namanya, dan bisa bangkrut owner-nya. Akan tetapi, harga produk yang mahal bukan semata-mata untung yang besar buat distributornya. Kalau kita mau menyelidiki proses pembuatan produknya mulai dari dengan bahan apa produk itu dibuat hingga sistem pengemasannya mungkin pikiran kita akan sedikit terbuka.

Contohnya, sebuah produk minyak zaitun yang bahannya berasal dari pohon zaitun. Pertama, kita harusnya berpikir kalau pohon zaitun itu asalnya dan habitat lebih banyaknya ada dimana. Tentu saja, pohon zaitun susah ditemukan di Indonesia, dan kebanyakan pohon zaitun hidup di tanah para bangsa Arab. Kemudian, kita akan terpikir dengan penyulingan yang dilakukan pabrik kebun pohon zaitun untuk diekstrak menjadi minyak. Lalu, dengan segala pertimbangan dan riset yang dilakukan oleh peneliti perusahaan, tentu saja kita akan terpikir bagaimana pengemasan terbaiknya agar minyak zaitun tersebut kualitasnya tidak berkurang saat di ekspor ke negara-negara tujuan. Tentu saja semua itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Credit foto: 123rf.com


Maka dari itu, sesungguhnya produk yang ditawarkan perusahaan berbasis jaringan bukanlah produk asal-asalan. Produk yang ditawarkan mereka berkualitas tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan beberapa perusahaan MLM dengan sistem yang sehat memberikan demo produk kepada anggota barunya sendiri secara gratis untuk dipakai atau dikonsumsi. Selain itu, ada juga yang memberi jaminan atau asuransi jika produk yang digunakan membuat pelanggan keracunan hingga meninggal. Hanya saja, pasti urusannya ribet. Buat kamu yang sudah membaca ini, semoga kamu tahu tentang sesuatu. Buat kamu yang ingin bergabung di perusahaan MLM, carilah perusahaan dengan sistem yang “sehat” dan bermanfaat. Sekian dulu, dan terima kasih.

0 comments: