Tertarik
dengan bahasa Jepang?
Buat yang
tertarik dengan bahasa Jepang, pasti mengenali kalau bahasa yang satu ini cukup
unik dalam segi tulisannya. Jika kita melihat teks lirik dari sebuah lagu
Jepang, kita akan menjumpai karakter yang bikin kita bingung bagaimana cara
membacanya. Bagi yang sudah belajar sedikit dasarnya, kita akan mengenali di
dalam sebuah teks bahasa Jepang ada tiga jenis tulisan yang digunakan yaitu
hiragana, katakana dan kanji.
Hiragana dan
katakana cukup mudah dikenali, namun lumayan sulit untuk dihafal dalam sehari.
Kedua jenis tulisan ini mewakili satu bunyi pada masing-masing karakternya.
Bedanya hiragana an katakana adalah hiragana digunakan untuk menulis kata-kata
yang asli dari bahasa Jepang, dan katakana umumnya digunakan untuk menulis
kata-kata yang berasal dari serapan bahasa asing, nama orang asing, dan
judul-judul buku, film, anime, lagu, dan lain-lain. Selain itu, coretannya
lebih simpel daripada jenis tulisan ketiga dalam bahasa Jepang, yaitu kanji.
Tulisan
kanji sejatinya adalah simbol yang mempunyai satu makna tetapi cara membacanya
bisa berbeda-beda tergantung konteks dalam kalimatnya. Bahkan orang Jepang
sendiri belum tentu tahu satu simbol kanji bisa dibaca apa saja saking
banyaknya. Kanji juga memiliki tulisan yang lebih kompleks daripada hiragana
dan katakana, yang bahkan orang Jepang belum tentu bisa menuliskannya dengan
tulisan tangan. Jumlah tulisan kanji yang digunakan dalam bahasa Jepang ada
2.136 karakter.
Nah, lalu,
kenapa dalam bahasa Jepang sampai menggunakan tiga jenis tulisan seperti itu?
Menurut
Yuta, ada beberapa sebab mengapa bahasa di negaranya menggunakan tiga tulisan.
Salah satu sebabnya adalah readibility atau dapat dibaca. Jika sebuah kalimat bahasa
Jepang hanya dituliskan dalam tulisan hiragana, mereka akan sangat mudah
membacanya, akan tetapi membingungkan, sulit dimengerti apa maksud dari kalimat
tersebut.
1.) Teks bahasa Jepang yang ditulis hanya dalam hiragana.
----
2.) Teks bahasa Jepang yang ditulis dengan menggunakan hiragana, katakana dan kanji.
-----
3.) Diberi warna agar bisa dibedakan.
Sumber: That Japanese Man Yuta
Berbeda
dengan sistem tata cara penulisan dalam bahasa Indonesia dan banyak bahasa lainnya
yang menggunakan alfabet, bahasa Jepang tidak menggunakan spasi untuk
memisahkan kata per kata. Jadi, penggunaan tiga tulisan dalam bahasa Jepang itu
dapat membedakan antara satu kata dan kata lainnya sehingga akan lebih mudah
dibaca dan dimengerti.
Sebab kedua
yang diutarakan Yuta adalah untuk menghindari kesalahan makna dari kata yang
memiliki cara pengucapan yang sama.
Kata-kata
dalam bahasa Jepang banyak yang homofon dan homograf. Kalau dalam bahasa
Indonesia, kata “bisa” mempunyai dua makna, bisa dalam arti dapat atau mampu
dan bisa dalam arti racun ular, dalam bahasa Jepang kita akan banyak menjumpai
kata dengan bunyi dan tulisan yang sama dalam hiragana, tetapi memiliki lima
atau lebih arti yang berbeda! Wow.
1.) Kosakata dalam bahasa Jepang yang homofon dan homograf jika ditulis dalam hiragana.
-----
2.) Kosakata homofon/homograf yang ditulis dengan tulisan kanji.
------
3.) Kosakata serapan bahasa asing yang homofon.
Sumber: That Japanese Man Yuta
Ya,
sebenarnya kosakata dalam bahasa Jepang tidaklah sekaya kosakata bahasa Inggris
atau bahasa Indonesia karena sebab-sebab linguistik yang tidak bisa dijelaskan
disini.
Kembali ke
soal homofon dan homograf, oleh karena itu tulisan kanji dapat membedakan kata
yang memiliki bunyi atau cara baca yang sama. Karena kanji adalah simbol yang
mempunyai makna tersendiri berdasarkan sejarahnya, maka kanji dapat membedakan
makna satu kata walaupun cara bacanya sama.
Lalu, kenapa
kata-kata dalam bahasa Jepang banyak yang homofon?
Menilai dari
writing system yang digunakan dalam bahasa Jepang, pastinya kita dapat menduga
kalau ini disebabkan karena banyak kata-kata yang mereka serap dari bahasa
Mandarin/Cina. Tidak hanya itu, kata dalam bahasa Inggris yang diserap ke
bahasa Jepang juga ada yang homofon dan homograf dalam bentuk tulisan katakana.
Misalnya “light” dan “right”.
Jadi, kenapa
dalam bahasa Jepang banyak sekali tulisan kanjinya? Apa nggak bisa dikurangi?
Kan kita mau belajar bahasa Jepang, tapi kalau tulisannya banyak dan susah
banget diingat gitu sampai kapan baru bisa menghafalnya?
Kata Yuta,
sebenarnya tulisan kanji dalam bahasa Jepang sudah dikurangi dari masa ke masa.
Bahkan tulisan kanji Jepang zaman sekarang sudah lebih sederhana ketimbang
kanji Jepang berabad-abad yang lalu. Selain itu, seorang ahli bahasa bernama
John C Pelzel mencoba membuat romaji atau latinisasi bahasa Jepang, namun
hasilnya tidak seakurat sebagaimana cara pelafalan semestinya dalam writing
system bahasa Jepang.
Selain itu,
Yuta juga mengungkapkan sebab lain mengapa tulisan kanji tidak bisa dihapuskan
dalam bahasa Jepang. Yang pertama adalah masalah integritas sejarah yang
berkaitan dengan Jepang itu sendiri. Menurutnya, jika tulisan kanji benar-benar
dihapus, orang Jepang kekinian tidak akan bisa membaca dokumen sejarah dan
buku-buku jadul mereka. Hal ini otomatis akan memutuskan hubungan antara
sejarah negeri mereka dan orang modern yang kekinian hanya karena tulisan kanji
dihapuskan dan tidak dipelajari lagi.
Sebab
keduanya adalah fungsi semantik dalam ungkapan-ungkapan bahasa Jepang yang
sering dijumpai dalam tulisan. Kita ambil contoh kata-kata dalam bahasa
Indonesia seperti metafisika atau metagenomika. Bagi kita yang baru saja
menemukan kedua kata itu, kita mungkin bisa mengira-ngira apa maknanya dengan
mengartikan meta dan fisika, misalnya. Begitu juga hal yang berlaku dalam
bahasa Jepang. Tulisan kanji dapat membantu mereka menduga makna kata atau
ungkapan yang baru saja ditemukan dalam sebuah teks.
Dengan tulisan kanji, pembaca dapat mengira-ngira makna dari kata/ungkapan tersebut.
Sumber: That Japanese Man Yuta
Selanjutnya
adalah ekspresi dalam menulis. Jika kita menemukan sebuah tulisan berbahasa
Jepang yang full ditulis dalam tulisan hiragana, kita bisa menduga tulisan
tersebut seperti ditulis oleh seorang anak kecil yang belum hafal katakana dan
kanji. Tapi, kalau kita menemukan teks yang ditulis full dalam tulisan katakana
justru kelihatannya seperti diketik oleh robot.
Hm,
kedengarannya rumit sekali untuk benar-benar menghapus penggunaan tulisan kanji
dalam bahasa Jepang, ya?
Selanjutnya
Yuta mengungkapkan sebab terakhir yang mengapa bahasa Jepang menggunakan
tulisan kanji dan tidak bisa semudah itu ditiadakan adalah keterikatan antara
orang Jepang itu sendiri dengan identitasnya sebagai bangsa yang memiliki
kebudayaan yang indah dan unik. Tulisan kanji merupakan unsur dari salah satu
kebudayaan mereka, bahasa mereka. Jadi, jika sudah ada keterikatan antara
masyarakat dan budayanya, pastilah ini jadi identitas mereka dan tidak bisa
dihapuskan begitu saja dengan mudah.
Wuah,
ternyata kalau sudah terikat, sudah cinta, akan susah dilepas walaupun tulisan
kanji itu sulit dipelajari, bahkan bagi masyarakat Jepang sendiri.
Bagaimana
dengan kita dengan budaya Indonesia kita? Adakah kita secinta masyarakat Jepang
dengan kebudayaan mereka?
0 comments:
Post a Comment