Monday, July 10, 2017

Kenapa Bahasa Jepang Menggunakan Tulisan Kanji?

Tertarik dengan bahasa Jepang?

Buat yang tertarik dengan bahasa Jepang, pasti mengenali kalau bahasa yang satu ini cukup unik dalam segi tulisannya. Jika kita melihat teks lirik dari sebuah lagu Jepang, kita akan menjumpai karakter yang bikin kita bingung bagaimana cara membacanya. Bagi yang sudah belajar sedikit dasarnya, kita akan mengenali di dalam sebuah teks bahasa Jepang ada tiga jenis tulisan yang digunakan yaitu hiragana, katakana dan kanji.

Hiragana dan katakana cukup mudah dikenali, namun lumayan sulit untuk dihafal dalam sehari. Kedua jenis tulisan ini mewakili satu bunyi pada masing-masing karakternya. Bedanya hiragana an katakana adalah hiragana digunakan untuk menulis kata-kata yang asli dari bahasa Jepang, dan katakana umumnya digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari serapan bahasa asing, nama orang asing, dan judul-judul buku, film, anime, lagu, dan lain-lain. Selain itu, coretannya lebih simpel daripada jenis tulisan ketiga dalam bahasa Jepang, yaitu kanji.

Tulisan kanji sejatinya adalah simbol yang mempunyai satu makna tetapi cara membacanya bisa berbeda-beda tergantung konteks dalam kalimatnya. Bahkan orang Jepang sendiri belum tentu tahu satu simbol kanji bisa dibaca apa saja saking banyaknya. Kanji juga memiliki tulisan yang lebih kompleks daripada hiragana dan katakana, yang bahkan orang Jepang belum tentu bisa menuliskannya dengan tulisan tangan. Jumlah tulisan kanji yang digunakan dalam bahasa Jepang ada 2.136 karakter.

Nah, lalu, kenapa dalam bahasa Jepang sampai menggunakan tiga jenis tulisan seperti itu?

Menurut Yuta, ada beberapa sebab mengapa bahasa di negaranya menggunakan tiga tulisan. Salah satu sebabnya adalah readibility atau dapat dibaca. Jika sebuah kalimat bahasa Jepang hanya dituliskan dalam tulisan hiragana, mereka akan sangat mudah membacanya, akan tetapi membingungkan, sulit dimengerti apa maksud dari kalimat tersebut.

1.) Teks bahasa Jepang yang ditulis hanya dalam hiragana.
----


2.) Teks bahasa Jepang yang ditulis dengan menggunakan hiragana, katakana dan kanji.
-----
3.) Diberi warna agar bisa dibedakan. 
Sumber: That Japanese Man Yuta

Berbeda dengan sistem tata cara penulisan dalam bahasa Indonesia dan banyak bahasa lainnya yang menggunakan alfabet, bahasa Jepang tidak menggunakan spasi untuk memisahkan kata per kata. Jadi, penggunaan tiga tulisan dalam bahasa Jepang itu dapat membedakan antara satu kata dan kata lainnya sehingga akan lebih mudah dibaca dan dimengerti.

Sebab kedua yang diutarakan Yuta adalah untuk menghindari kesalahan makna dari kata yang memiliki cara pengucapan yang sama.

Kata-kata dalam bahasa Jepang banyak yang homofon dan homograf. Kalau dalam bahasa Indonesia, kata “bisa” mempunyai dua makna, bisa dalam arti dapat atau mampu dan bisa dalam arti racun ular, dalam bahasa Jepang kita akan banyak menjumpai kata dengan bunyi dan tulisan yang sama dalam hiragana, tetapi memiliki lima atau lebih arti yang berbeda! Wow.

1.) Kosakata dalam bahasa Jepang yang homofon dan homograf jika ditulis dalam hiragana.
----- 
2.) Kosakata homofon/homograf yang ditulis dengan tulisan kanji. 
------
 3.) Kosakata serapan bahasa asing yang homofon.
Sumber: That Japanese Man Yuta


Ya, sebenarnya kosakata dalam bahasa Jepang tidaklah sekaya kosakata bahasa Inggris atau bahasa Indonesia karena sebab-sebab linguistik yang tidak bisa dijelaskan disini.

Kembali ke soal homofon dan homograf, oleh karena itu tulisan kanji dapat membedakan kata yang memiliki bunyi atau cara baca yang sama. Karena kanji adalah simbol yang mempunyai makna tersendiri berdasarkan sejarahnya, maka kanji dapat membedakan makna satu kata walaupun cara bacanya sama.

Lalu, kenapa kata-kata dalam bahasa Jepang banyak yang homofon?

Menilai dari writing system yang digunakan dalam bahasa Jepang, pastinya kita dapat menduga kalau ini disebabkan karena banyak kata-kata yang mereka serap dari bahasa Mandarin/Cina. Tidak hanya itu, kata dalam bahasa Inggris yang diserap ke bahasa Jepang juga ada yang homofon dan homograf dalam bentuk tulisan katakana. Misalnya “light” dan “right”.

Jadi, kenapa dalam bahasa Jepang banyak sekali tulisan kanjinya? Apa nggak bisa dikurangi? Kan kita mau belajar bahasa Jepang, tapi kalau tulisannya banyak dan susah banget diingat gitu sampai kapan baru bisa menghafalnya?

Kata Yuta, sebenarnya tulisan kanji dalam bahasa Jepang sudah dikurangi dari masa ke masa. Bahkan tulisan kanji Jepang zaman sekarang sudah lebih sederhana ketimbang kanji Jepang berabad-abad yang lalu. Selain itu, seorang ahli bahasa bernama John C Pelzel mencoba membuat romaji atau latinisasi bahasa Jepang, namun hasilnya tidak seakurat sebagaimana cara pelafalan semestinya dalam writing system bahasa Jepang.

Selain itu, Yuta juga mengungkapkan sebab lain mengapa tulisan kanji tidak bisa dihapuskan dalam bahasa Jepang. Yang pertama adalah masalah integritas sejarah yang berkaitan dengan Jepang itu sendiri. Menurutnya, jika tulisan kanji benar-benar dihapus, orang Jepang kekinian tidak akan bisa membaca dokumen sejarah dan buku-buku jadul mereka. Hal ini otomatis akan memutuskan hubungan antara sejarah negeri mereka dan orang modern yang kekinian hanya karena tulisan kanji dihapuskan dan tidak dipelajari lagi.

Sebab keduanya adalah fungsi semantik dalam ungkapan-ungkapan bahasa Jepang yang sering dijumpai dalam tulisan. Kita ambil contoh kata-kata dalam bahasa Indonesia seperti metafisika atau metagenomika. Bagi kita yang baru saja menemukan kedua kata itu, kita mungkin bisa mengira-ngira apa maknanya dengan mengartikan meta dan fisika, misalnya. Begitu juga hal yang berlaku dalam bahasa Jepang. Tulisan kanji dapat membantu mereka menduga makna kata atau ungkapan yang baru saja ditemukan dalam sebuah teks.

Dengan tulisan kanji, pembaca dapat mengira-ngira makna dari kata/ungkapan tersebut.
Sumber: That Japanese Man Yuta

Selanjutnya adalah ekspresi dalam menulis. Jika kita menemukan sebuah tulisan berbahasa Jepang yang full ditulis dalam tulisan hiragana, kita bisa menduga tulisan tersebut seperti ditulis oleh seorang anak kecil yang belum hafal katakana dan kanji. Tapi, kalau kita menemukan teks yang ditulis full dalam tulisan katakana justru kelihatannya seperti diketik oleh robot.

Hm, kedengarannya rumit sekali untuk benar-benar menghapus penggunaan tulisan kanji dalam bahasa Jepang, ya?

Selanjutnya Yuta mengungkapkan sebab terakhir yang mengapa bahasa Jepang menggunakan tulisan kanji dan tidak bisa semudah itu ditiadakan adalah keterikatan antara orang Jepang itu sendiri dengan identitasnya sebagai bangsa yang memiliki kebudayaan yang indah dan unik. Tulisan kanji merupakan unsur dari salah satu kebudayaan mereka, bahasa mereka. Jadi, jika sudah ada keterikatan antara masyarakat dan budayanya, pastilah ini jadi identitas mereka dan tidak bisa dihapuskan begitu saja dengan mudah.

Wuah, ternyata kalau sudah terikat, sudah cinta, akan susah dilepas walaupun tulisan kanji itu sulit dipelajari, bahkan bagi masyarakat Jepang sendiri.


Bagaimana dengan kita dengan budaya Indonesia kita? Adakah kita secinta masyarakat Jepang dengan kebudayaan mereka?

0 comments: