Seperti yang kita tahu, Bumi kita semakin menua. Saking
tuanya, Bumi pun sekarang sudah sering “sakit”, seperti batuk asap dan lava
gunung api, pergeseran lempeng bumi, dan sebagainya. Hal ini akibat dari
aktivitas Bumi kita sendiri. Namun, selain dari itu, kita pun sebagai manusia
juga turut serta membuat Bumi kita menjadi semakin “sakit”. Kerusakan apa yang
terjadi oleh kita sebenarnya?
Seperti yang ditayangkan oleh Kokbisa, menurut setting-an
alam semesta ini, Bumi dan segala isinya akan selalu berusaha mencapai
keseimbangan. Diantara milyaran makhuk yang ada di Bumi ini, otak manusia lebih
cepat berkembang. Sehingga manusia berhasil membangun peradaban dan teknologi
yang bisa kita lihat canggih banget pada hari ini. Karena manusia berhasil
sukses membuat peradaban dengan pesat dan mengalahkan makhluk lainnya, manusia
merasa bahwa kitalah yang paling hebat di dunia ini. Konsep demikian, merasa
bahwa kita paling hebat, atau istilahnya antroposentrik, konsep inilah yang
mengawali kerusakan Bumi.
Sekarang ini ada 7 milyar lebih manusia yang hidup di muka
Bumi ini, dan semuanya butuh makan. Demi makan, kita tanpa sadar merusak Bumi
ini dengan perlahan. Misalnya, kita pun mulai bercocok tanam untuk menghasilkan
sumber pangan sayuran sebanyak-banyaknya yang terkadang mengabaikan soal
keseimbangan lingkungan. Tak hanya itu, jika lahan pertanian tidak cukup,
manusia pun memangkas hutan dan menjadikannya ladang sayuran. Mungkin kita
tidak akan sadar kalau di dunia ini ada sekitar 80km persegi yang ditebang. Bayangkan
berapa banyak pohon yang ada di dalam hutan seluas itu! Sementara itu, satu
orang manusia perlu oksigen untuk bernapas dalam sehari yang kira-kira
dihasilkan sebanyak 22 pohon. Seperti yang kita tahu, pohon dan tumbuhan
lainnya adalah sumber oksigen kita. Kita, malah menebang pohon ladang oksigen
untuk manusia dan hewan di seluruh dunia.
Sumber gambar: gettyimages.com
Lalu, setelah hutan dialihkan menjadi lahan pertanian, lahan
tersebut ditanami sayuran dan diberi pupuk supaya subur dan cepat panen. Tidak
hanya sekali dua kali, tetapi secara terus menerus. Tanam, pupuk, panen, tanam,
pupuk, panen, dan begitu terus. Pupuk yang kita berikan kepada tanaman, yang
kita tebar ke tanah, adalah zat kimia yang dapat merangsang pertumbuhan
tanaman. Namun, disisi lain, zat kimia tersebut juga membuat tanah menjadi asam
dengan zat potassium dan sodium, yang akhirnya malah membuat lahan tersebut tak
bisa ditanami lagi atau tidak subur lagi.
Tidak hanya soal tanah dan tumbuhan saja, kita memanfaatkan
daging dari hewan pun sama merusaknya. Sudah banyak hewan yang punah akibat
manusia buru atau karena habitatnya yang telah rusak. Hutan digunduli, tak ada
lagi tempat mereka untuk bersembunyi dan menghindar dari buruan manusia. Selain
itu, kita juga menciptakan teknologi yang memungkinkan kita mengolah hewan
menjadi daging olahan. Akan tetapi, gas yang dihasilkan dari proses pengolahan
tersebut berbahaya bagi kita. Gas metana yang dihasilkan memberikan efek rumah
kaca yang lebih dahsyat dari gas karbondioksida. Di laut dan tambak ikan, kita
juga memberikan pakan ikan yang mengandung zat kimia yang bisa mencemari
habitat laut tanpa kita sadari.
Sumber gambar: hikingartist.wordpress.com
Soal limbah industri jangan ditanya lagi. Berapa banyak
pabrik yang manusia ciptakan demi makan? Tidak terhitung lagi. Dan limbah
industri pun mencemari sumber air kita. Disaat yang sama, kita juga menyedot
air dari tanah. Padahal persediaan air kita sebenarnya tidak banyak. Benar,
bumi kita sebagian besar berisi air, namun samudra itu airnya asin. Yang kita
gunakan dan kita konsumsi adalah air tawar. Oleh karena itu, air tawar itu
sangat sedikit jumlahnya sebenarnya. Ia hanya terlihat banyak ketika banjir
terjadi.
Tidak hanya di air saja, pencemaran udara pun tanpa sadar
kita lakukan. Kita berkontribusi mencemari udara dengan menggunakan alat
pendingin ruangan dan spray aerosol pengharum ruangan. Gas chlorofluorocarbon
atau CFC yang ada pada alat pendingin ruangan dan spray aerosol itu bisa
membuat lapisan ozon semakin menipis. Seperti yang kita tahu, lapisan ozon
melindungi Bumi dari sinar kosmik ultraviolet yang bisa membakar kulit kita.
Selain itu, kitapun turut berkontribusi mencemari udara dengan memakai bahan
bakar fosil untuk kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik industri kita. Asap
yang dihasilkan membumbung ke udara dan merusak lapisan ozon dengan kandungan
zat emisi karbonnya. Selain itu, kita sendiripun mengalami dampaknya langsung
karena polusi udara mengganggu pernapasan kita, dan juga membuat Bumi semakin
panas.
Karena Bumi semakin panas, iklim di Bumi pun sudah tidak
terkontrol lagi. Akibat pemanasan global ini bisa membuat terumbu karang mati
di lautan dan es kutub yang mencair. Es kutub yang mencair bisa menenggelamkan
area daratan karena mengakibatkan penambahan volume air laut secara signifikan
dalam seratus tahun. Selain itu, jika es kutub mencair, ini artinya beberapa
habitat hewan kutub akan lenyap dan hewan tersebut bisa punah.
0 comments:
Post a Comment