Wednesday, February 22, 2017

Kerusakan Apa Yang Diakibatkan Manusia Di Bumi?

Seperti yang kita tahu, Bumi kita semakin menua. Saking tuanya, Bumi pun sekarang sudah sering “sakit”, seperti batuk asap dan lava gunung api, pergeseran lempeng bumi, dan sebagainya. Hal ini akibat dari aktivitas Bumi kita sendiri. Namun, selain dari itu, kita pun sebagai manusia juga turut serta membuat Bumi kita menjadi semakin “sakit”. Kerusakan apa yang terjadi oleh kita sebenarnya?
Seperti yang ditayangkan oleh Kokbisa, menurut setting-an alam semesta ini, Bumi dan segala isinya akan selalu berusaha mencapai keseimbangan. Diantara milyaran makhuk yang ada di Bumi ini, otak manusia lebih cepat berkembang. Sehingga manusia berhasil membangun peradaban dan teknologi yang bisa kita lihat canggih banget pada hari ini. Karena manusia berhasil sukses membuat peradaban dengan pesat dan mengalahkan makhluk lainnya, manusia merasa bahwa kitalah yang paling hebat di dunia ini. Konsep demikian, merasa bahwa kita paling hebat, atau istilahnya antroposentrik, konsep inilah yang mengawali kerusakan Bumi.

Sekarang ini ada 7 milyar lebih manusia yang hidup di muka Bumi ini, dan semuanya butuh makan. Demi makan, kita tanpa sadar merusak Bumi ini dengan perlahan. Misalnya, kita pun mulai bercocok tanam untuk menghasilkan sumber pangan sayuran sebanyak-banyaknya yang terkadang mengabaikan soal keseimbangan lingkungan. Tak hanya itu, jika lahan pertanian tidak cukup, manusia pun memangkas hutan dan menjadikannya ladang sayuran. Mungkin kita tidak akan sadar kalau di dunia ini ada sekitar 80km persegi yang ditebang. Bayangkan berapa banyak pohon yang ada di dalam hutan seluas itu! Sementara itu, satu orang manusia perlu oksigen untuk bernapas dalam sehari yang kira-kira dihasilkan sebanyak 22 pohon. Seperti yang kita tahu, pohon dan tumbuhan lainnya adalah sumber oksigen kita. Kita, malah menebang pohon ladang oksigen untuk manusia dan hewan di seluruh dunia.

Sumber gambar: gettyimages.com

Lalu, setelah hutan dialihkan menjadi lahan pertanian, lahan tersebut ditanami sayuran dan diberi pupuk supaya subur dan cepat panen. Tidak hanya sekali dua kali, tetapi secara terus menerus. Tanam, pupuk, panen, tanam, pupuk, panen, dan begitu terus. Pupuk yang kita berikan kepada tanaman, yang kita tebar ke tanah, adalah zat kimia yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Namun, disisi lain, zat kimia tersebut juga membuat tanah menjadi asam dengan zat potassium dan sodium, yang akhirnya malah membuat lahan tersebut tak bisa ditanami lagi atau tidak subur lagi.
Tidak hanya soal tanah dan tumbuhan saja, kita memanfaatkan daging dari hewan pun sama merusaknya. Sudah banyak hewan yang punah akibat manusia buru atau karena habitatnya yang telah rusak. Hutan digunduli, tak ada lagi tempat mereka untuk bersembunyi dan menghindar dari buruan manusia. Selain itu, kita juga menciptakan teknologi yang memungkinkan kita mengolah hewan menjadi daging olahan. Akan tetapi, gas yang dihasilkan dari proses pengolahan tersebut berbahaya bagi kita. Gas metana yang dihasilkan memberikan efek rumah kaca yang lebih dahsyat dari gas karbondioksida. Di laut dan tambak ikan, kita juga memberikan pakan ikan yang mengandung zat kimia yang bisa mencemari habitat laut tanpa kita sadari.

Sumber gambar: hikingartist.wordpress.com

Soal limbah industri jangan ditanya lagi. Berapa banyak pabrik yang manusia ciptakan demi makan? Tidak terhitung lagi. Dan limbah industri pun mencemari sumber air kita. Disaat yang sama, kita juga menyedot air dari tanah. Padahal persediaan air kita sebenarnya tidak banyak. Benar, bumi kita sebagian besar berisi air, namun samudra itu airnya asin. Yang kita gunakan dan kita konsumsi adalah air tawar. Oleh karena itu, air tawar itu sangat sedikit jumlahnya sebenarnya. Ia hanya terlihat banyak ketika banjir terjadi.
Sumber gambar: canstockphoto.com

Tidak hanya di air saja, pencemaran udara pun tanpa sadar kita lakukan. Kita berkontribusi mencemari udara dengan menggunakan alat pendingin ruangan dan spray aerosol pengharum ruangan. Gas chlorofluorocarbon atau CFC yang ada pada alat pendingin ruangan dan spray aerosol itu bisa membuat lapisan ozon semakin menipis. Seperti yang kita tahu, lapisan ozon melindungi Bumi dari sinar kosmik ultraviolet yang bisa membakar kulit kita. Selain itu, kitapun turut berkontribusi mencemari udara dengan memakai bahan bakar fosil untuk kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik industri kita. Asap yang dihasilkan membumbung ke udara dan merusak lapisan ozon dengan kandungan zat emisi karbonnya. Selain itu, kita sendiripun mengalami dampaknya langsung karena polusi udara mengganggu pernapasan kita, dan juga membuat Bumi semakin panas.

Sumber foto: canstockphoto.com

Karena Bumi semakin panas, iklim di Bumi pun sudah tidak terkontrol lagi. Akibat pemanasan global ini bisa membuat terumbu karang mati di lautan dan es kutub yang mencair. Es kutub yang mencair bisa menenggelamkan area daratan karena mengakibatkan penambahan volume air laut secara signifikan dalam seratus tahun. Selain itu, jika es kutub mencair, ini artinya beberapa habitat hewan kutub akan lenyap dan hewan tersebut bisa punah.

Perubahan iklim di dunia ini memang nyata, tapi ada saja yang mengklaimnya sebagai hoax semata demi kepentingan politik dan ekonomi. Yang jelas, kita sudah mengerti sejauh mana kita sendiri bisa merusak Bumi ini, tinggal kitanya lah yang hanya pasrah ataukah mengambil tindakan untuk mengurangi dampak dari perbuatan kita sendiri. Semoga ini bisa membuat kita menjadi lebih ramah dengan lingkungan kita, karena kalau kita ramah, alam akan ramah juga kepada kita. Sekian dan terima kasih.

0 comments: