Orang Indonesia pada umumnya bilingual, yang artinya bisa berbicara dalam dua bahasa. Bisa jadi
satu orang bisa berbicara Bahasa Indonesia dan Bahasa Aceh, satu orang lagi
bisa bicara Bahasa Minang dan Bahasa Indonesia. Bahkan, di keluarga yang lebih
moderen, satu orang bisa multilingual
dengan kemampuan berbicaranya lebih dari dua bahasa; Bahasa Indonesia, Bahasa
Minang, Bahasa Batak, dan Bahasa Inggris. Orang bilingual dan multilingual
sering sekali berganti bahasa saat sedang berbicara, bahkan masih dalam satu
topik obrolan. Fenomena berganti-gantinya bahasa yang digunakan oleh orang yang
sedang berbicara ini dalam istilah ilmu linguistik disebut dengan code-switching.
Pengguna code-switching
ini sudah jelas adalah orang yang bisa bicara dua bahasa atau lebih. Di
Indonesia, kita sering menemukannya karena masing-masing daerah di Indonesia
punya bahasa daerahnya masing-masing. Selain itu, code-switching bisa kita jumpai saat berbicara dengan teman kita
yang blasteran atau pindahan dari negara lain. Misalnya, ada bule ganteng atau oppa imut kayak artis Korea yang tinggal
di lingkungan rumah kita. Bisa jadi mereka bisa bicara bahasa ibu mereka (si
bule berbahasa Inggris, si artis Korea gadungan pasti ngomong Korea) dan Bahasa
Indonesia. Dan saat kita (yang mengerti atau sedang belajar bahasa Inggris dan
Korea) ngobrol dengan mereka, bisa jadi secara nggak sengaja akan terjadi code-switching saat mengobrol.
credit photo: Google Sites
Mungkin kita pernah mendengar teman kita berbicara seperti
ini. “Don’t forget bawa hijabnya besok, ya? Nanti aku ajarkan gimana
cara pakainya.” Anggap saja teman kita bicara pada teman kita yang lainnya soal
pakai hijab yang gaya, dan kita secara nggak sengaja mendengarnya. Saat kita
mendengarnya, kita pasti akan memperhatikan frase Bahasa Inggris yang
diucapkannya. Kalau bagi yang mengerti dan biasa menggunakan Bahasa Inggris,
mungkin tidak akan terdengar masalah. Tapi, bagi orang yang tidak mengerti
Bahasa Inggris atau mengerti tapi jarang menggunakannya, maka frase “don’t forget” itu akan menjadi perhatian
utama. Mungkin malah ada yang bertanya “apa?” untuk meminta si teman untuk
mengulangi kata-katanya dengan bahasa yang lebih dimengerti: jangan lupa.
Code-switching
antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris seperti contoh diatas lebih sering
dijumpai di kalangan mahasiswa bahasa atau kalangan orang-orang yang bekerja di
perusahaan multinasional. Di luar Indonesia, fenomena ini juga sering sekali
terjadi apalagi di negara-negara yang memang menggunakan dua bahasa sebagai bahasa
nasionalnya seperti di Malaysia, Filipina dan India.
Menurut Paul dalam tayangan di Langfocus, fenomena code-switching ini biasanya tidak bisa
diprediksi, seperti kita bertukar bahasa dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia
atau sebaliknya. Orang-orang bisa berganti bahasa dalam suatu obrolan bahkan
dalam satu kalimat. Misalnya, saat teman kita sedang kesulitan dengan sinyal
hapenya, tanpa pikir panjang kita akan bilang, “coba dicek dulu setting-annya”. Kata setting sudah jelas adalah kata dari
Bahasa Inggris yang kita gunakan dalam kalimat Bahasa Indonesia yang kita
ucapkan. Bahkan kita tidak benar-benar memikirkan kata yang kita pilih sesaat
sebelum mengucapkannya.
Dalam code-switching,
biasanya kita memakai bahasa yang dominan kita pakai sebagai bahasa pengantar
kita saat berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya, Bahasa Indonesia adalah
bahasa dominan kita. Dalam ilmu linguistik, bahasa yang dominan digunakan saat
berbicara disebut dengan matrix language.
Sementara itu, kita menggunakan kata, frase, bahkan menggunakan kalimat dalam
bahasa lain saat berbicara dalam Bahasa Indonesia tersebut. Jika kosakata setting yang kita gunakan dalam obrolan
tadi adalah Bahasa Inggris, maka Bahasa Inggris adalah bahasa tambahan kita.
Dalam ilmu linguistik, istilahnya adalah embedded
language. Jadi, kalau ucapan “coba dicek dulu setting-annya” dijabarkan,
maka “coba dicek dulu” yang dalam Bahasa Indonesia ini disebut matrix language, sedangkan kosakata
Bahasa Inggris “setting” adalah embedded language, dan terakhir, akhiran
“-an” dan “-nya” yang berasal dalam Bahasa Indonesia jelas adalah matrix language.
0 comments:
Post a Comment