Tahun lalu, 2016, seluruh dunia dihebohkan dengan sebuah
fenomena alam bernama gerhana matahari total. Di Indonesia sendiri, gerhana
matahari total tahun lalu dapat terlihat di beberapa kota. Akan tetapi tidak semuanya
bisa melihat gerhana matahari yang membuat langit menjadi gelap di pagi hari
itu. Beberapa kota lainnya hanya bisa melihat 80%, bahkan hanya setengah. Eh,
tunggu, tunggu. Sebenarnya apa sih gerhana matahari itu?
Sumber foto: theguardian.com
Gerhana matahari adalah fenomena alam ketika matahari
tertutup bulan yang terjadi dalam beberapa waktu. Gerhana matahari juga terbagi
dua jenis, yaitu gerhana matahari total dan gerhana matahari sebagian. Proses
terjadinya gerhana matahari ini disebabkan karena letak bulan yang berada diantara
bumi kita dan matahari. Bulan ini menutupi sinar matahari yang seharusnya
sampai ke bumi sehingga menghasilkan bayangan. Nah, bayangan inilah yang
membuat langit menjadi lebih gelap di siang hari dan matahari terlihat
menghilang jika dilihat dari bumi.
Sumber foto: bartelso.weebly.com
Bayangan yang dihasilkan dari gerhana matahari pun ada dua
macam yang membuat jenis gerhana matahari tadi menjadi dua. Pertama, bayangan
penumbra. Bayangan ini tidak sepenuhnya menutup cahaya matahari yang menuju
bumi. Jika kita lihat dari bumi, matahari masih terlihat seperti sabit karena
hanya beberapa persen bagian matahari yang tertutup bulan. Bayangan ini
menghasilkan gerhana matahari sebagian jika dilihat dari bumi.
Sumber foto: www.timeanddate.com
Kemudian, ada bayangan bulan yang sepenuhnya menutupi cahaya
matahari yang seharusnya menyinari bumi. Bayangan ini disebut umbra, dan dari
sudut pandang orang-orang di bumi akan terlihat fenomena gerhana matahari total
yang indah.
Durasi gerhana matahari bisa beragam tergantung berapa
persen tertutupnya matahari oleh satelit alami kita, bulan. Lama terjadinya
gerhana bergantung dengan rotasi bumi pada porosnya dan pergerakan bulan yang
mengelilingi matahari. Jika bulan tidak lagi menutupi jalannya cahaya matahari
yang masuk ke bumi, maka fenomena tersebutpun berakhir. Proses pergerakan bulan
mulai dari menutupi hingga selesai diperkiraan bisa menghabiskan waktu sekitar
2 sampai 3 jam. Sedangkan durasi posisi gerhana pada puncaknya bisa mencapai 3
hingga 4 menit. Gerhana matahari total 9 Maret 2016 lalu terjadi dalam 249
detik atau kurang lebih sekitar 4 menit.
Buat yang ingin melihat gerhana matahari secara langsung,
disarankan untuk menggunakan kacamata khusus berfilter anti radiasi yang bisa
membatasi sinar ultraviolet dan inframerah yang ditangkap mata kita. Ya,
melihat gerhana matahari secara langsung memang agak-agak bahaya, karena itu
kita harus berhati-hati. Kalau tidak, sinar radiasi tersebut dapat merusak mata
kita. Jadi kapan ya ada fenomena gerhana matahari lagi di Indonesia?
Menurut tayangan Kokbisa, gerhana matahari total seperti tahun
lalu itu hanya terjadi 33 tahun sekali. Sebelum gerhana matahari total 2016, di
Indonesia pernah terjadi fenomena ini pada tahun 1983 silam. Jadi buat kita
yang ingin melihat gerhana matahari total seperti 9 Maret 2016 harus menunggu
sampai tahun 2046! Lama sekali. Akan tetapi, gerhana matahari sebagian pernah
terjadi juga kok, bahkan lebih sering, hanya saja tidak seheboh gerhana
matahari total tahun lalu. Jadi siapa yang sudah pernah menyaksikan langsung
fenomena alam yang indah ini?
0 comments:
Post a Comment