Friday, March 10, 2017

Bagaimana Sejarah Pemilu Di Indonesia?

Sebulan yang lalu, negeri kita heboh dengan Pilkada. Ya, Pilkada adalah pemilihan kepala daerah yang diadakan di beberapa provinsi secara serentak di seluruh Indonesia. Ngomongin soal pilkada, ujung-ujungnya pasti kita nyerempet ke soal kasus pejabat yang korupsi dan lain-lain karena topiknya ranah politik. Sehingga banyak dari kita yang lebih memilih cuek dengan dunia perpolitikan negara kita, Indonesia. Tapi, jika kita mengerti sedikit tentang sejarahnya, kita tidak bisa juga begitu cuek karena hasil dari pemilu dan pilkada sangat berpengaruh untuk masa depan negara atau daerah kita kedepannya. Lalu, bagaimana sih perjalanan sejarah pemilu di Indonesia?

Sumber foto: Boomee.co

Menurut tayangan Kokbisa, pemilihan umum itu dimulai pada tahun 1955 di Indonesia. Tepatnya, 10 tahun setelah Indonesia merdeka. Waktu itu, pemilu diikuti 30 partai politik untuk memilih Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Konstituante yang tugasnya membuat Undang-Undang Dasar Baru untuk Indonesia. Pemilu tersebut dimenangkan oleh 4 partai besar yaitu, PNI, Masyumi, NU dan PKI.

Setelah berjalan 4 tahun, Presiden Soekarno membubarkan Dewan Konstituante karena tidak bisa membuat Undang-Undang Dasar Baru bagi Indonesia. Masa ini disebut dengan Demokrasi Terpimpin karena pemerintahan berada dibawah pimpinan presiden, yang artinya presiden yang memegang kekuasaan paling tinggi di negara kita.

Berselang puluhan tahun kemudian, Presiden Soeharto naik dan pemilu diadakan kembali pada tahun 1971. Pemilihan pun diadakan selama lima tahun sekali, dan partai yang menang itu-itu saja. Setelah Presiden Soeharto jatuh, Presiden Habibie naik dan mengeluarkan undang-undang yang menjadi cikal bakal pilkada dan undang-undang yang menjadi cikal bakal pemilihan umum yang adil dan demokratis pada tahun 2004.


Semakin berkembangnya dan bertambahnya populasi penduduk Indonesia, semakin banyak pula pemilih pemula yang ada setiap masanya. Pada pilkada kemarin, pemilih pemula mencapai 53 juta orang. Dan tentu saja dengan suara segitu banyak akan bisa mempengaruhi hasil dan masa depan daerah kita kedepannya.

0 comments: