Sebulan yang lalu, negeri kita heboh dengan Pilkada. Ya,
Pilkada adalah pemilihan kepala daerah yang diadakan di beberapa provinsi
secara serentak di seluruh Indonesia. Ngomongin soal pilkada, ujung-ujungnya
pasti kita nyerempet ke soal kasus pejabat yang korupsi dan lain-lain karena
topiknya ranah politik. Sehingga banyak dari kita yang lebih memilih cuek
dengan dunia perpolitikan negara kita, Indonesia. Tapi, jika kita mengerti
sedikit tentang sejarahnya, kita tidak bisa juga begitu cuek karena hasil dari
pemilu dan pilkada sangat berpengaruh untuk masa depan negara atau daerah kita
kedepannya. Lalu, bagaimana sih perjalanan sejarah pemilu di Indonesia?
Sumber foto: Boomee.co
Menurut tayangan Kokbisa, pemilihan umum itu dimulai pada
tahun 1955 di Indonesia. Tepatnya, 10 tahun setelah Indonesia merdeka. Waktu
itu, pemilu diikuti 30 partai politik untuk memilih Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Konstituante yang tugasnya membuat Undang-Undang Dasar Baru untuk
Indonesia. Pemilu tersebut dimenangkan oleh 4 partai besar yaitu, PNI, Masyumi,
NU dan PKI.
Setelah berjalan 4 tahun, Presiden Soekarno membubarkan
Dewan Konstituante karena tidak bisa membuat Undang-Undang Dasar Baru bagi
Indonesia. Masa ini disebut dengan Demokrasi Terpimpin karena pemerintahan
berada dibawah pimpinan presiden, yang artinya presiden yang memegang kekuasaan
paling tinggi di negara kita.
Berselang puluhan tahun kemudian, Presiden Soeharto naik dan
pemilu diadakan kembali pada tahun 1971. Pemilihan pun diadakan selama lima
tahun sekali, dan partai yang menang itu-itu saja. Setelah Presiden Soeharto jatuh, Presiden
Habibie naik dan mengeluarkan undang-undang yang menjadi cikal bakal pilkada
dan undang-undang yang menjadi cikal bakal pemilihan umum yang adil dan
demokratis pada tahun 2004.
Semakin berkembangnya dan bertambahnya populasi penduduk
Indonesia, semakin banyak pula pemilih pemula yang ada setiap masanya. Pada
pilkada kemarin, pemilih pemula mencapai 53 juta orang. Dan tentu saja dengan
suara segitu banyak akan bisa mempengaruhi hasil dan masa depan daerah kita
kedepannya.
0 comments:
Post a Comment