Mungkin saat kita berada dalam kemacetan di kota kita
sendiri yang diluar Jakarta, kita merasa, uh,
macet banget. Tapi ternyata kemacetan di kota kita nggak lah seberapa
dibandingkan kota termacet di dunia, Jakarta, seperti yang ditanyangkan
Kokbisa. Bahkan menurut beberapa survei, jarak yang ditempuh oleh orang
kantoran dari rumahnya bisa memakan waktu sampai berjam-jam padahal jaraknya
tidak sampai 20 kilometer. Lalu, kenapa Jakarta bisa macet pake banget?
Sumber foto: freedesignfile.com
Faktor pertamanya adalah transportasi umum yang belum
memadai untuk menutupi semua penduduk yang ada di Jakarta. Tak jarang kita
lihat angkot yang suka mogok masih digunakan untuk mengantar penumpang. Selain
itu, faktor keamanan dalam transportasi umum juga masih belum terjamin. Kita
harus ekstra hati-hati dan menjaga diri dan tas kita. Kalau nggak kecopetan
bisa jadi kena hipnotis.
Sementara itu, di kota-kota di luar negeri sana, kebanyakan
orang menggunakan transportasi umum. Di tempat mereka, transportasi umumnya
memiliki fasilitas yang memadai dan aman. Sehingga ada kota-kota di luar negeri
sana yang 60% penduduknya menggunakan transportasi umum. Di Indonesia sendiri,
khususnya Jakarta hanya 20% saja. Karena fasilitas dan keamanan tadi penduduk
kita lebih senang membeli kendaraan pribadi yang nyaman, aman dan memadai.
Karena semakin banyak orang yang memiliki dan menggunakan
kendaraan pribadi kemana-mana, akibatnya jalanan makin penuh dengan kendaraan
dan tentu saja mengakibatkan kemacetan yang panjang. Hal ini bisa dilihat dari
pertumbuhan pemakaian kendaraan pribadi di Jakarta yang mencapai 12-13% per
tahun. Sementara itu, pertumbuhan jalan tidak sampai satu persen. Inilah yang
membuat Jakarta menjadi macet. Kendaraannya tambah banyak, jalannya ya segitu
saja
.
Tidak hanya itu, ketertiban lalu lintas pun belum berjalan
sepenuhnya. Di jalanan yang sempit ada saja orang yang parkir kendaraan
sembarangan, buka lapak dagangan kaki lima, bahkan angkot yang ngetem
berlama-lama di pinggir jalan yang membuat semakin sesaknya jalanan ibukota.
Belum lagi, banyak orang-orang dari daerah di sekeliling Jakarta yang mencari
makannya di Jakarta.
Mereka yang hilir mudik setiap haripun secara langsung menyumbang kemacetan yang terjadi di ibukota. Tapi kita nggak bisa juga menyalahkan mereka, ya namanya juga manusia butuh makan. Akan tetapi, jika pembangunan di Indonesia ini merata di segala daerah ada banyak lapangan kerja, pasti kemacetan akan berkurang. Sayangnya kita terlalu fokus di ibukota.
Jadi, setidaknya kita mengetahui kenapa Jakarta itu macetnya
minta ampun. Warga Jakartanya sendiri pun pusing karena macet setiap hari. Oleh
karena itu, ada baiknya nggak cuma pemerintahnya saja yang beraksi melakukan
perubahan tapi juga warganya yang ikut turun tangan. Dan ini nggak cuma berlaku
di Jakarta saja, tetapi juga di kota-kota kita sendiri.
0 comments:
Post a Comment