Setelah
ratusan tahun pencipta cerita mitos tentangnya wafat, drakula masih saja
menjadi vampir paling terkenal sepanjang sejarah. Padahal drakula bukanlah
vampir pertama yang muncul. Bahkan drakula bukanlah tokoh hantu fiktif populer
pada masanya. Masih banyak tokoh vampir, hantu pengisap darah manusia lainnya
selain drakula.
Seperti yang
diceritakan Stanley Stepanic di tayangan Ted-Ed, kemunculan drakula yang kita
tahu sekarang adalah dari sebuah novel berjudul Dracula karangan Bram Stoker
pada tahun 1897. Namun, sebenarnya kemunculan cerita mistis tentang vampir
sudah lama dikenal masyarakat dunia. Vampir sudah menjadi cerita rakyat di
Eropa Tengah selama 800 tahun. Cerita rakyat Slavic menyebut vampir sebagai
upir dalam bahasa Rusia lama. Cerita tentang vampir itu sudah ada sejak abad
ke-11. Ceritanya, saat itu Yang Mulia Vampir memprediksi penyebaran agama
Kristen di daerah Slavic. Oh ya, mitosnya vampir itu ada hubungannya dengan
kepercayaan Pagan, dan sang Yang Mulia Vampir tidak tahan dengan tanda salib
kepercayaan Kristen yang bisa membakarnya. Semakin lama, di daerah itu semakin
banyak dibangun gereja. Akan tetapi, ia tidak mau pindah dan itu meresahkan
jemaah gereja.
Cerita
vampir berawal dari kesalahpahaman tentang gejala penyakit seperti rabies dan
pelagra. Selain itu, cerita vampir muncul juga karena kesalahpahaman tentang
proses pembusukan jasad manusia. Pada proses akhir dari pembusukan, gas yang
ada di dalam tubuh jasad akan membengkakkan tubuh. Kemudian darah akan keluar
dari mulut, yang membuat jasad itu terkesan hidup kembali dan barusan makan
atau meminum darah.
Vampir
umumnya digambarkan mirip manusia, berdarah-darah, berwajah seram dengan gigi
taring yang panjang dan juga kuku yang sangat tajam. Ini membuat orang dulu
mengira orang yang mati bisa hidup kembali dan mencoba berbagai cara agar ketika
ada orang yang mati tidak hidup kembali sebagai vampir. Misalnya dengan
mengubur jenazah dengan bawang putih, ditusuk atau dikremasi.
Cerita
tentang vampir awalnya hanya cerita rakyat lokal saja. Hingga akhirnya bangsa
Serbia berperang melawan dua kerajaan besar, Kekaisaran Habsburg dan Kesultanan
Utsmaniyah pada abad 18. Para prajurit dan orang kerajaan meneliti tentang
cerita rakyat yang beredar di kalangan bangsa Slavic (Serbia termasuk bangsa
Slavic). Kemudian, laporan mereka menjadi tersebar luas ke seluruh Eropa. Hal
ini membuat panik masyarakat karena vampir yang diceritakan dalam laporan itu
menghisap darah dan membunuh manusia. Hingga suatu hari, ratu Austria
mengakhiri kepanikan masyarakat terhadap rumor tersebut dengan
penjelasan-penjelasan yang ilmiah.
Akan tetapi,
cerita tentang vampir sudah tersebar hingga ke Eropa Barat dan melahirkan
imajinasi di kalangan para sastrawan untuk menulis tentang vampir seperti The
Vampire karangan John William Polidori dan Carmilla karangan Joseph Sheridan Le
Fanu pada taun 1872. Cerita tentang vampir ini membuat Bram Stoker membuat
cerita drakula dari cerita ibunya saat ia masih kecil. Hingga akhirnya ia
menerbitkan sebuah buku berjudul Dracula.
Tokoh dalam
Dracula yang dikarang Bram Stoker ternyata memiliki kesamaan nama dengan
seorang tokoh bernama Vlad ke-III atau yang dikenal sebagai Vlad The Impaler.
Akan tetapi, alur, setting dan komponen ceritanya adalah gabungan inspirasinya
yang bernuansa era Victoria. Walaupun begitu, karyanya tidak langsung booming
karena sudah banyak karya yang bercerita tentang hantu vampir. Hingga pada
tahun 1922 sebuah studio di Jerman memfilmkan karyanya dengan judul Nosferatu
dalam bentuk film bisu, akan tetapi film bisu ini melanggar hak cipta Bram
Stoker dan tidak membayar royalti. Akibatnya, studio tersebut dituntut dan
bangkrut.
Untuk
menjaga karyanya dari tindakan plagiarisme, istri Stoker mengurus hak cipta
untuk menampilkan film Dracula dengan rumah produksi milik Hamilton Deane,
seorang kerabatnya. Walaupun Deane memotong banyak alur dari cerita aslinya,
Dracula menjadi lebih dikenal masyarakat. Sejak itu, mulai banyak juga
bermunculan film adaptasi dari Dracula dari tahun ke tahun hingga sekarang.
0 comments:
Post a Comment