Friday, April 28, 2017

10 Bahasa Paling Banyak Digunakan Di Dunia (Berdasarkan Total Jumlah Penutur)

Jika sebelumnya kita sudah membahas tentang 10 bahasa yang sering digunakan berdasarkan jumlah native speaker-nya, kali ini kita akan membahas 10 bahasa yang paling banyak ditutur berdasarkan total jumlah penuturnya. Satu orang bisa jadi bilingual, atau menggunakan dua bahasa dalam berinteraksi sosial. Bahkan ada juga orang yang fasih menggunakan tujuh bahasa asing yang berbeda!

Beberapa bahasa juga tidak selalu satu tempat satu bahasa. Karena banyak juga bahasa yang berperan sebagai lingua franca atau bahasa pengantar yang menyambung dua orang yang bertutur bahasa ibu yang berbeda atau bahasa pemersatu bangsa. Bahasa Inggris contohnya, sebagai bahasa internasional dan bahasa kita sendiri, Bahasa Indonesia yang menjembatani komunikasi kita dengan teman-teman dari etnis suku lain yang memiliki bahasa yang berbeda dengan kita.

ilustrasi: freepik.com

Jika dibandingkan dengan urutan yang sebelumnya, maka urutan yang ini akan sedikit berbeda. Mari kita simak 10 bahasa yang paling banyak digunakan di dunia berdasarkan total jumlah penuturnya menurut tayangan di LangFocus!

1. Bahasa Inggris
Yay! Sebagai bahasa internasional, bahasa Inggris sangat umum digunakan masyarakat di dunia, apalagi untuk kepentingan bisnis dan kunjungan pemerintahan antar negara. Bahasa Inggris juga dipelajari hampir di seluruh dunia sebagai bahasa kedua (L2) atau sebagai bahasa asing. Total jumlah penuturnya adalah 1,4 sampai 1,5 milyar jiwa! Bahasa Inggris adalah de-facto lingua franca (bahasa internasional).

2. Bahasa Mandarin
Bila para siswa yang sedang belajar bahasa Mandarin dimasukkan ke dalam keseluruhan jumlah penuturnya, maka totalnya adalah 1,5 hingga 1,15 milyar penutur. Jumlah yang bersaingan dengan penutur bahasa Inggris. Saat ini ada 190 juta penutur bahasa Mandarin yang menggunakannya sebagai bahasa kedua (L2). Sekali lagi, bahasa Mandarin adalah bahasa yang paling banyak digunakan daripada bahasa orang Cina lainnya.

3. Bahasa Spanyol
Total pengguna bahasa Spanyol adalah sekitar 500 hingga 570 juta jiwa, sudah termasuk lebih dari 90 juta orang yang menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa kedua (L2). Bahasa Spanyol juga sekarang sudah banyak dipelajari sebagai bahasa asing di negara-negara yang bukan berbahasa resmi Spanyol.

4. Bahasa Hindustani
Bahasa Hindustani adalah bahasa Hindi dan Urdu. Walaupun secara writing system-nya tampak berbeda, tetapi dalam pengucapan atau obrolan bahasa Hindi dan Urdu adalah satu bahasa. Total pengguna bahasa ini mencapai 540 juta jiwa termasuk yang menggunakannya sebagai bahasa kedua (L2). Bahasa Hindi-Urdu ini berfungsi sebagai lingua franca.

5. Bahasa Arab
Total penutur bahasa Arab mencapai 422 juta jiwa, sudah termasuk 130 juta orang yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa kedua (L2) karena banyak orang yang bukan beretnis Arab yang tinggal di negara yang bahasa resminya Arab.

6. Bahasa Rusia
Bahasa Rusia digunakan dengan total jumlah 260 juta penutur. Jika dibandingkan dengan daftar 10 bahasa sebelumnya, bahasa Rusia yang ada di peringkat 8 naik ke peringkat 6. Hal ini dikarenakan bahasa Rusia merupakan lingua franca yang menjembatani komunikasi antara negara-negara bekas Uni Soviet.

7. Bahasa Portugis
Total penutur bahasa Portugis adalah sekitar 250 hingga 260 juta jiwa, termasuk 32 juta diantaranya yang menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa kedua (L2) di negara-negara bekas jajahan Portugis seperti di Angola dan Mozambique di benua Afrika.

8. Bahasa Melayu (Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia)
Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia pada dasarnya masih satu rumpun yang hanya berbeda variasi dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu memiliki native speaker sekitar 77 juta jiwa, ditambah dengan 173 juta orang yang menggunakannya sebagai bahasa kedua (L2), membuat bahasa ini memiliki total penutur 250 juta jiwa. Bahasa Melayu, dalam hal ini Bahasa Indonesia, banyak dipelajari sebagai bahasa kedua (L2) di negeri kita. Lho? Kenapa bahasa kedua? Karena bahasa di Indonesia itu banyak sekali dan umumnya penduduk Indonesia menerima bahasa daerah sebagai bahasa ibu atau L1-nya. Bahasa Melayu merupakan bahasa resmi (Bahasa Indonesia di Indonesia dan Bahasa Malaysia di Malaysia) dan berfungsi sebagai lingua franca.

9. Bahasa Bengali
Total jumlah penutur bahasa Bengali adalah 226 juta jiwa.

10. Bahasa Perancis
Total jumlah penutur bahasa Perancis lebih dari 220 juta jiwa, termasuk 80 juta pengguna L1 dan 140 juta jiwa yang menggunakan bahasa Perancis sebagai L2. Selain itu, bahasa Perancis juga digunakan di 31 negara di benua Afrika.

Ternyata urutannya bisa berbeda, ya? Jadi, bahasa apa yang paling pentin untuk dipelajari? Jawabannya tergantung dengan keperluan kita di masa depan. Akan tetapi, ada baiknya ikut mempelajari bahasa-bahasa yang ada dalam list ini, setidaknya Bahasa Inggris karena bahasa ini adalah bahasa internasional. Walaupun kita tertarik dengan bahasa asing, alangkah baiknya jika kita tetap  melestarikan bahasa daerah kita juga, dan tetap menggunakan bahasa persatuan kita. Terima kasih.


10 Bahasa Paling Banyak Digunakan Di Dunia (Berdasarkan Jumlah Native Speaker)

Coba sebutkan, berapa bahasa yang ada di dunia ini? Pasti kita akan memutar otak untuk menjawabnya karena begitu banyaknya bahasa yang ada di muka bumi ini dari bahasa resmi masing-masing negara yang ada di dunia sampai bahasa daerah yang ada di dunia. Berdiskusi tentang bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, kita bisa mengukurnya dengan dua cara. Yaitu dengan menghitung berapa banyak native speaker atau penutur aslinya dan cara kedua adalah menghitung berapa banyak jumlah total penuturnya, termasuk sebagai bahasa keduanya.

ilustrasi: shutterstock.com

Pertama, kita akan membahas berdasarkan jumlah native speaker-nya. Menurut tanyangan di LangFocus, urutan 10 bahasa yang paling banyak berdasarkan penutur aslinya adalah:

1. Bahasa Mandarin
Bahasa Mandarin digunakan lebih dari 900 juta native speaker. Jumlah tersebut menjadikan bahasa Mandarin sebagai bahasa yang memiliki paling banyak penutur. Bahasa ini merupakan bahasa yang paling banyak ditutur dari beberapa jenis bahasa Cina. Ya, bahasanya orang Cina itu banyak jenisnya seperti bahasa Kanton yang dipakai di Hongkong dan bahasa lainnya. Bahasa Mandarin merupakan bahasa resmi di Cina dan Taiwan.

2. Bahasa Spanyol
Bahasa Spanyol memiliki sekitar 400 hingga 470 juta penutur asli. Sebelumnya, bahasa Inggris berada di peringkat kedua. Namun jumlah penutur asli bahasa Spanyol meningkat tajam daripada penutur bahasa Inggris dari tahun ke tahun, meskipun bahasa Inggris adalah bahasa internasional.

3. Bahasa Inggris
Bahasa Inggris memiliki sekitar 360 juta native speaker. Buat yang bingung kenapa jumlah penuturnya terlihat sedikit sementara bahasa Inggris adalah bahasa internasional, native speaker adalah penutur asli bahasa tertentu yang maksudnya adalah seseorang yang bisa berbahasa Inggris fasih kayak kita belum tentu menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari sebagai  bahasa utama atau sebagai bahasa ibu, atau istilah linguistiknya first language (L1). Karena kebanyakan kita menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (L2).

4. Bahasa Hindustani (Bahasa Hindi dan Urdu)
Ada sekitar 355 juta native speaker bahasa Hindustani, yang tersebar di India dan Pakistan. Tunggu, bahasa Hindi dan Urdu kan berbeda? Ya, berdasarkan tulisan, bahasa Hindi yang digunakan di India tampak berbeda dengan bahasa Urdu yang digunakan di Pakistan. Namun, secara spoken atau berbicara, bahasa Hindi dan bahasa Urdu adalah satu bahasa. Unik, ya? Satu bahasa, beda writing system-nya.

5. Bahasa Arab
Bahasa Arab mempunyai native speaker sekitar 293 juta orang. Bahasa Arab mempunyai banyak dialek yang terkadang susah dimengerti akan tetapi bahasa Arab juga memiliki bahasa Arab standar yang menyatukan seluruh dialek bahasa Arab yang digunakan.

6. Bahasa Portugis
Ada sekitar 215 sampai 225 juta orang native speaker bahasa ini. Mungkin ada yang kaget karena negara Portugal itu kecil dan tidak kelihatan banyak penduduknya sementara penutur bahasanya banyak. Jangan lupakan kalau bahasa Portugis adalah bahasa resmi di Brazil yang penduduknya lebih dari 200 juta orang.

7. Bahasa Bengali
Mungkin bagi kita bahasa ini jarang atau bahkan ada yang belum pernah dengar. Bahasa Bengali adalah bahasa yang digunakan di Bangladesh dan beberapa provinsi di sebelah timur India. Bahasa ini memiliki native speaker sekitar 206 juta orang.

8. Bahasa Rusia
Bahasa Rusia memiliki native speaker sebanyak 155 juta orang.

9. Bahasa Jepang
Jumlah native speaker bahasa Jepang adalah 126 juta orang.

10. Bahasa Punjabi
Jumlah native speaker bahasa ini sekitar 102 juta orang. Bahasa ini sering digunakan di Pakistan dan India bagian barat. Bahasa Punjabi juga merupakan bahasa tutur yang paling banyak digunakan di Pakistan walaupun bahasa resmi Pakistan adalah bahasa Urdu.


Nah, inilah daftar 10 bahasa yang paling banyak ditutur di dunia berdasarkan native speaker atau penutur asli yang menggunakan bahasa tersebut sebagai L1-nya. Keadaannya akan berubah jika kita mengurutkan bahasa-bahasa diatas berdasarkan total jumlah penggunanya di seluruh dunia, yang akan dibahas di postingan selanjutnya.

Bagaimana Drakula Menjadi Vampir Paling Terkenal Di Dunia?

Setelah ratusan tahun pencipta cerita mitos tentangnya wafat, drakula masih saja menjadi vampir paling terkenal sepanjang sejarah. Padahal drakula bukanlah vampir pertama yang muncul. Bahkan drakula bukanlah tokoh hantu fiktif populer pada masanya. Masih banyak tokoh vampir, hantu pengisap darah manusia lainnya selain drakula.

Seperti yang diceritakan Stanley Stepanic di tayangan Ted-Ed, kemunculan drakula yang kita tahu sekarang adalah dari sebuah novel berjudul Dracula karangan Bram Stoker pada tahun 1897. Namun, sebenarnya kemunculan cerita mistis tentang vampir sudah lama dikenal masyarakat dunia. Vampir sudah menjadi cerita rakyat di Eropa Tengah selama 800 tahun. Cerita rakyat Slavic menyebut vampir sebagai upir dalam bahasa Rusia lama. Cerita tentang vampir itu sudah ada sejak abad ke-11. Ceritanya, saat itu Yang Mulia Vampir memprediksi penyebaran agama Kristen di daerah Slavic. Oh ya, mitosnya vampir itu ada hubungannya dengan kepercayaan Pagan, dan sang Yang Mulia Vampir tidak tahan dengan tanda salib kepercayaan Kristen yang bisa membakarnya. Semakin lama, di daerah itu semakin banyak dibangun gereja. Akan tetapi, ia tidak mau pindah dan itu meresahkan jemaah gereja.

ilustrasi: Getty Images

Cerita vampir berawal dari kesalahpahaman tentang gejala penyakit seperti rabies dan pelagra. Selain itu, cerita vampir muncul juga karena kesalahpahaman tentang proses pembusukan jasad manusia. Pada proses akhir dari pembusukan, gas yang ada di dalam tubuh jasad akan membengkakkan tubuh. Kemudian darah akan keluar dari mulut, yang membuat jasad itu terkesan hidup kembali dan barusan makan atau meminum darah.

Vampir umumnya digambarkan mirip manusia, berdarah-darah, berwajah seram dengan gigi taring yang panjang dan juga kuku yang sangat tajam. Ini membuat orang dulu mengira orang yang mati bisa hidup kembali dan mencoba berbagai cara agar ketika ada orang yang mati tidak hidup kembali sebagai vampir. Misalnya dengan mengubur jenazah dengan bawang putih, ditusuk atau dikremasi.

Cerita tentang vampir awalnya hanya cerita rakyat lokal saja. Hingga akhirnya bangsa Serbia berperang melawan dua kerajaan besar, Kekaisaran Habsburg dan Kesultanan Utsmaniyah pada abad 18. Para prajurit dan orang kerajaan meneliti tentang cerita rakyat yang beredar di kalangan bangsa Slavic (Serbia termasuk bangsa Slavic). Kemudian, laporan mereka menjadi tersebar luas ke seluruh Eropa. Hal ini membuat panik masyarakat karena vampir yang diceritakan dalam laporan itu menghisap darah dan membunuh manusia. Hingga suatu hari, ratu Austria mengakhiri kepanikan masyarakat terhadap rumor tersebut dengan penjelasan-penjelasan yang ilmiah.

Akan tetapi, cerita tentang vampir sudah tersebar hingga ke Eropa Barat dan melahirkan imajinasi di kalangan para sastrawan untuk menulis tentang vampir seperti The Vampire karangan John William Polidori dan Carmilla karangan Joseph Sheridan Le Fanu pada taun 1872. Cerita tentang vampir ini membuat Bram Stoker membuat cerita drakula dari cerita ibunya saat ia masih kecil. Hingga akhirnya ia menerbitkan sebuah buku berjudul Dracula.

Tokoh dalam Dracula yang dikarang Bram Stoker ternyata memiliki kesamaan nama dengan seorang tokoh bernama Vlad ke-III atau yang dikenal sebagai Vlad The Impaler. Akan tetapi, alur, setting dan komponen ceritanya adalah gabungan inspirasinya yang bernuansa era Victoria. Walaupun begitu, karyanya tidak langsung booming karena sudah banyak karya yang bercerita tentang hantu vampir. Hingga pada tahun 1922 sebuah studio di Jerman memfilmkan karyanya dengan judul Nosferatu dalam bentuk film bisu, akan tetapi film bisu ini melanggar hak cipta Bram Stoker dan tidak membayar royalti. Akibatnya, studio tersebut dituntut dan bangkrut.


Untuk menjaga karyanya dari tindakan plagiarisme, istri Stoker mengurus hak cipta untuk menampilkan film Dracula dengan rumah produksi milik Hamilton Deane, seorang kerabatnya. Walaupun Deane memotong banyak alur dari cerita aslinya, Dracula menjadi lebih dikenal masyarakat. Sejak itu, mulai banyak juga bermunculan film adaptasi dari Dracula dari tahun ke tahun hingga sekarang.

Apa Yang Akan Terjadi Kalau Kita Berhenti Mengkonsumsi Gula?

Siapa, sih yang nggak suka kue yang manis-manis? Kue yang rasanya manis tentunya berasal dari kandungan gula yang ada pada adonan kue tersebut. Memang rasa manisnya gula dapat membuat kita berenergi dan mungkin bisa menambah mood ceria kita. Akan tetapi, gula bisa menyebabkan kegemukan bila dikonsumsi berlebihan. Bagi yang merasa sudah kelebihan berat badan, tentunya orang itu akan mencoba sekuat tenaga untuk menghindari makanan atau minuman yang manis-manis agar kadar gulanya dalam tubuhnya terjaga.

Lalu, apa yang terjadi kalau kita berhenti mengkonsumsi gula? Tamara Freuman dalam tayangan di Tech Insider menjelaskan bahwa akan ada perubahan dalam tubuh kita dalam hitungan jam. Yang pertama adalah perubahan kadar hormon dalam tubuh. Berhenti mengonsumsi gula bisa menurunkan kadar hormon insulin dalam tubuh kita. Hormon insulin yang berfungsi mengatur gula dalam tubuh dan mengubah gula itu menjadi glukosa. Glukosa yang dihasilkan insulin dapat menambah berat badan kita dan membentuk lemak.

ilustrasi: dreamstime.com

Memang sangat susah untuk menurunkan berat badan dan membakar lemak menjadi kalori ketika kita memiliki insulin yang terus bekerja. Akan tetapi, jika kita berhenti mengonsumsi gula, tubuh kita akan lebih mudah menggunakan lemak yang sudah tersimpan di dalam tubuh kita dan membakarnya menjadi energi.

Selanjutnya, dalam beberapa hari kita akan menyadari kalau kadar lemak dalam tubuh mulai berkurang, terutama lemak trigliserin yang ada di pembuluh darah. Berkurangnya lemak trigliserin bisa menghindarkan kita dari penyakit jantung dan menurunkan kolesterol jahat atau LDL.

Perubahan lainnya yang terjadi adalah pengecap rasa kita bisa berubah. Misalnya ketika kita mencicip kue donat yang biasanya kadar manisnya normal menjadi sangat manis. Dan itu akan membuatmu tidak enak karena manisnya berlebihan. Indera pengecap kita beradaptasi karena sudah beberapa lama tidak mengkonsumsi gula. Akan tetapi, perubahan itu membuat kita menjadi lebih mudah menghindari pemakaian gula dalam makanan kita.


Bagaimana? Siap untuk mencoba berhenti makan gula?

Thursday, April 27, 2017

Review: Recycle

sumber foto: webtoon

Judul: Recycle
Creator: RedGelato
Status: Complete (49 episode termasuk pengumuman dan event lain)
Genre: Fantasi
Penerbit: Naver LINE Webtoon (Indonesia)
Mulai Terbit (Official): Mei 2016
Ringkasan: Ketika manusia ibaratkan “sampah” maka saat itulah daur ulang diperlukan. Siji salah satu anggota berandalan di sekolahnya mendapati sifat pimpinannya yang berubah drastis. Ketika sang ketua menyuruhnya datang ke sekolah saat tengah malam, Siji tidak tau bahwa kedatangannya akan merubah dunianya.

Webtoon ini merupakan karya anak bangsa, dan saya menyukainya. Isinya menceritakan tentang seorang anak SMA bernama Siji yang merupakan anggota geng berandalan di sekolahnya. Dia dan gengnya selalu berbuat masalah. Kak Zaki, kakak senior di sekolah Siji adalah ketua dari geng berandalan itu. Siji begitu kagum, patuh dan percaya kepada Kak Zaki, hingga suatu malam ia diajak sang ketua untuk datang ke sekolah. Disana, Siji bertemu dengan makhluk aneh bernama Tony yang kemudian membuatnya terdampar di dunia Recycle.

Dunia Recycle yang dimaksud disini adalah sebuah dunia paralel dimana orang-orang dari dunia nyata yang dianggap “sampah” terdampar kesana untuk di “daur ulang”. Trash, atau orang-orang “sampah” tadi harus menerima dan melaksanakan beberapa persyaratan jika ingin keluar dari sana. Persyaratan ini seperti hukuman bagi mereka karena persyaratan yang diberikan itu berbanding terbalik atau bertolakbelakang dengan kepribadian masing-masing trash.

Perjalanan Siji untuk keluar dari dunia paralel itu tidak mulus. Ada hal yang harus dikorbankannya, bahkan reputasinya sendiri dimata teman-teman pribumi yang ada di Recycle. Kemudian, dia juga bertemu dengan seorang teman sesama trash yang belum pernah ditemuinya di dunia nyata. Ia juga bertemu dengan seorang gadis pribumi dunia Recycle. Untuk selengkapnya, bisa baca di app LINE Webtoon.

Alur dan ide cerita Recycle ini menurut saya unik. Dengan genre fantasi dan beberapa kekuatan supranatural dari dunia Recycle ini membuat saya terhibur. Art-nya juga bagus. Cerita ini mengandung kekerasan, tetapi tidak parah. Jadi menurut saya masih aman dibaca buat anak umur 12 tahun ke atas. Jika ditanggapi dengan bijakpun, cerita ini pada dasarnya memberi pesan bahwa orang yang bandel bisa berubah menjadi baik. Terus... menurut saya sih kalau dijadikan animasi mungkin bisa dipisahkan beberapa episode, atau movie yang agak panjang. Semoga nanti creator-nya dapat kesempatan buat menganimasikan webtoon ini.

Review: Serba Salah

sumber foto: webtoon

Judul: Serba Salah
Creator: Jennie Liandra
Status: On going (masih berlanjut)
Genre: Slice of life
Penerbit: Naver LINE Webtoon (Indonesia)
Mulai Terbit (Official): April 2016
Ringkasan: galau selalu disalahkan? Ngapain galau, ketawain aja!

Webtoon ini menceritakan kisah tokoh yang selalu serba salah. Sipit, cewek yang digambarkan memiliki rambut pendek potongan bob, selalu memakai kaos berwarna putih dengan list merah dan tidak pernah ganti serta tidak cantik ini selalu dianggap salah jika melakukan sesuatu. Bahkan jadi tokoh disanapun salah (?). Walau demikian, cerita si Sipit dan tokoh pendukung lainnya bisa membuat saya senyum-senyum, kadang-kadang juga nyeletuk.

Personally, saya suka membaca webtoon ini. Selain karena genre-nya yang ringan buat dibaca, webtoon ini juga disajikan dengan panel yang tidak terlalu banyak sehingga cerita per episodenya tidak panjang. Akan tetapi, terkadang saya merasa terlalu pendek juga.  Tapi terserah creator-nya, deh. Lain creator, lain karyanya. Punya karakteristik sendiri.

Art dari webtoon ini juga nggak bisa dibilang cakep seperti kebanyakan manga serial cantik. Gambarnya sangat sederhana. Namun, buat saya style gambar ini menjadi ciri khas Serba Salah itu sendiri yang menunjukkan sisi lucunya. Menurut saya, malah kalau art-nya sebagus serial cantik, webtoon ini jadi kurang lucu.


Webtoon ini menurut saya bagus, dan kerennya ini adalah karya anak bangsa sendiri. Walaupun isinya tidak as sophisticated as webtoon yang memiliki cerita beralur, yang satu ini cukup menghibur kala kita sedang ada waktu senggang. Selain itu, kita juga nggak repot harus mengikuti alur cerita dari episode 1 hingga akhir dengan serius –seserius baca komik genre lainnya. Karena webtoon ini sejenis dengan komik strip. Singkat, pesannya dapat dan menghibur. Semangat ya, Sipit, walaupun dianggap salah terus!

Ain’t: Kata Slang “Tidak”



Mungkin kita sering mendengar kata ain’t dalam lirik lagu yang kita dengar atau dialog dalam film barat yang pernah kita tonton. Ain’t dalam bahasa kita berarti tidak. Kata ain’t ini juga sangat serba guna karena penggunaan ain’t tidak begitu terpengaruh dengan tenses. Hal ini karena ain’t adalah kata slang atau bahasa gaul ala English. Walaupun begitu, kita harus tahu bagaimana ain’t ini digunakan di dalam sebuah kalimat. Perhatikan contoh-contoh kalimat berikut:

I ain’t going to the festival.
(Saya tidak pergi ke festival)
Pada kalimat diatas, ain’t menggantikan to beam not”. Karena subjeknya adalah I (saya) dan kalimatnya dalam present continous tense.

She ain’t angry at me, right?
(Dia tidak marah padaku, kan?)
Pada contoh kalimat yang ini, ain’t menggantikan to beis not”. Karena subjeknya adalah she (dia) dan kalimatnya dalam present tense.

He ain’t got a car.
(Dia tidak punya mobil)
Nah, pada kalimat ini, ain’t menggantikan “does not” atau “did not”. Kalimat ini berbentuk kalimat verba, berbeda dengan sebelumnya. Oleh karena itu ain’t menggantikan auxilary dari kalimat negatif pada present tense atau past tense. Bentuk formal dari kalimat ini adalah: He doesn’t have a car.

I ain’t been to South Korea.
(Saya tidak pernah ke Korea Selatan)
Berbeda juga dengan contoh-contoh kalimat sebelumnya, pada kalimat ini ain’t menggantikan “have not” dalam perfect tense. Karena disana ada “been” dibelakang ain’t. Seandainya contoh kalimatnya he ain’t been to South Korea, ain’t menggantikan “has not”, beradaptasi dengan subjek yang ada di depannya.

I ain’t done nothing.
(Saya tidak melakukan apapun)
Contoh yang terakhir ini agak membingungkan apalagi buat yang terbiasa formal dengan penggunaan tenses. Ain’t disini menggantikan “have not” dan kalimat ini berbentuk present perfect tense, ditandai dengan “done” bentuk past participle dari “do”. Akan tetapi, jika kita jabarkan dengan perubahan ain’t menjadi have not, maka akan menjadi I have not do nothing. Kalimat ini janggal karena ada dua marker negatif, yaitu “have not” dan “nothing”. Makna sebenarnya dari kalimat ini adalah saya tidak melakukan apapun. Oleh karena itu, sebenarnya bentuk formal dari kalimat ini adalah: I have not do anything.


Jadi, kesimpulannya ain’t sangat serba guna digunakan dalam kalimat informal saat berbicara. Kata slang yang bemakna tidak ini bisa menggantikan to be pada kalimat nomina, do/does/did not pada kalimat verba bahkan have/has/had not pada kalimat perfect tense. Akan tetapi penggunaan ain’t tidak dianjurkan untuk digunakan dalam tes atau ujian, ya. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Kata Yang Sering Bikin Keliru (Part 2)



Sebelumnya kita sudah membahas tentang kekeliruan penggunaan kata play dalam kondisi friendship. Kali ini kita akan membahas hal lainnya.

Kata lainnya yang berhubungan dengan pertemanan adalah “bertemu” atau “jumpa”. Misalnya, kita sedang ngobrol dengan teman yang sedang menggosip tentang cewek paling cantik di kota. Kita kebetulan kemarin ada jumpa dengan orang yang sedang dibicarakan itu. Normalnya, kita akan bilang “aku jumpa dengannya kemarin”. Nah, bagaimana kalau misalnya kamu tinggal di Australia, lawan bicaramu seorang bule, dan orang yang dibicarakan adalah orang tercantik di kampusmu? Otomatis, kamu akan bilang dengan Bahasa Inggris.

Ada beberapa kata yang kita sering keliru dalam mengungkapkan “bertemu” atau “jumpa”. Walaupun kedua kata itu dalam Bahasa Inggris setara dengan meet (atau met dalam past tense), namun kata meet sewajarnya digunakan hanya pada saat kita pertama kali bertemu dengan orang lain, atau sudah sangat, sangat, sangat lama tidak bertemu. Contohnya:
We met under the cherry blossom tree seven years ago.
Kalimat ini memiliki makna bahwa “kita” pertama kali bertemu tujuh tahun yang lalu dibawah pohon sakura. Hm, so sweet!

Contoh lainnya:
I met Diana at the Japanese restaurant.
Kalimat ini mengisyaratkan bahwa “saya” pertama kali bertemu dengan Diana itu di restoran makanan Jepang.

Lalu bagaimana jika kita mau bilang “aku jumpa dengan Julie kemarin” sementara Julie adalah teman sekelas kita yang notabene memang sering jumpa, bukan pertama kalinya? Solusinya adalah gunakan kata see (atau saw dalam past tense). Contohnya:
I saw Julie with her new boyfriend yesterday.
Kalimat ini menyatakan bahwa “saya” melihat atau bertemu atau jumpa dengan Julie kemarin dan dia bersama pacar barunya.

Contoh lainnya:
I will see you at the bookstore this afternoon.
Kalimat diatas biasanya kita gunakan jika kita punya janji dengan teman kita, dan janjinya untuk jumpa di toko buku pada sore hari.

Nah, sekarang bagaimana kalau bertemu dengan orang yang lebih tua? Gunakan kata visit. Contohnya:
I will visit my grandmother this week.
Mama visited my flat yesterday.
Dalam kedua kalimat itu, grandmother dan Mama adalah orang yang lebih tua dari kita. Jadi, jika kita ingin bilang bahwa kita bertemu dengan nenek atau ibu kita, kita akan lebih baik menggunakan kata visit daripada hang out. Hang out yang sudah kita bahas sebelumnya lebih cocok untuk sesama teman saja.

Kemudian, bagaimana jika berjumpa dengan seorang dokter? Nah, untuk menyatakan bertemu dengan dokter, lawyer, atau siapapun yang pertemuannya berkaitan dengan urusan bisnis yang membuatmu harus membayar mereka, misalnya cukur rambut, kita menggunakan kata appointment. Contoh:
I have an appointment with dr. Gina
I will have an appointment with my personal hairstylist

Bagaimana? Sudah mengerti perbedaannya? Semoga ilmu kita makin bertambah, ya. Terima kasih.

Kata Yang Sering Bikin Keliru (Part 1)




Dulu waktu kita masih SD mungkin lumrah kita menggunakan kalimat maupun pertanyaan semacam “aku mau jadi teman kamu” atau “boleh nggak aku main sama kamu?”. Akan tetapi, ketika kita mulai remaja, kalimat dan pertanyaan semacam itu akan terdengar ganjil, aneh dan kekanakan. Ketika kita ingin berkenalan atau berteman dengan orang lain, akan lebih wajar jika kita hanya menyapa orang tersebut dengan “hai” atau “halo” kemudian kita bisa memberitahukan nama kita, alamat atau asal daerah yang kemudian nantinya kita akan mencari keterkaitan agar kita bisa ngobrol dengan asyik dengan orang itu. Jika kita dan dia bisa mengobrol dengan asyik, naturally kalian adalah teman! Tanpa harus bertanya “can I be your friend?”.

Nah, sekarang kita akan mendiskusikan kata-kata yang biasanya dipakai dalam friendship alias pertemanan. Mungkin waktu pertama kali kita belajar merangkai kalimat dengan Bahasa Inggris, guru kita dulu memperkenalkan verb play untuk menyatakan “bermain bola di lapangan”. Ya, I played football yesterday sering kita gunakan sebagai contoh kalimat disaat kita disuruh membuat kalimat dalam Bahasa Inggris. Akan tetapi, kita harus berhati-hati. Ketika kita mulai remaja atau beranjak dewasa, kita tidak bisa sembarangan lagi menggunakan kata play ini. Kenapa? Karena akan menyebabkan salah pengertian.

Kata play akan berbahaya buat reputasi kita sebagai teman ketika kita sudah dewasa. Misalnya, saat kita ingin mengajak teman kita yang orang bule untuk menghabiskan waktu bersama, kita akan mikir bagaimana cara menanyakannya. Jangan pernah mencoba bertanya dengan kalimat seperti ini:
Do you want to play with me?
Karena play dalam kalimat tersebut maknanya bukan “bermain” seperti kita masih jadi anak SD. Ya, waktu kita masih SD, play bisa bermakna main kelereng, main bola, main petak umpet dan sebagainya. Akan tetapi, ketika kita dewasa, makna play menjadi “bermain di tempat tidur” alias having sex. Jadi, kalau kita bertanya demikian kepada teman bule kita, mungkin dia akan terkejut atau tertawa atau mungkin senyum mesem-mesem, karena makna kalimat yang kamu utarakan kepadanya adalah ajakan having sex.

Oh. My. God. Dangerous.

Jadi, bagaimana supaya kita bisa bertanya kepadanya, padahal maksud kita hanya sekedar main ke mall, atau sekedar jalan-jalan? Gampang! Ganti kata play dengan hang out. Hang out adalah kata slang, tetapi ini kata yang normal dipakai kalau kita mau mengajak orang lain jalan-jalan, ehm, atau pacar.
Do you want to hang out with me?
Dengan kalimat ajakan seperti ini, orang lain akan mengatakan jawaban dengan normalnya saja, tidak ada terkejut atau senyum mesem-mesem-mesum.

Nah, bagaimana jika hang out-nya kemarin? Apa bentuk past tense-nya? Bentuk past tense-nya adalah:
I <s>played</s>  hung out with my friends.
Ingat ya, jangan gunakan kata play dengan objek orang. Entar maksudnya bukan main, tetapi “main”. Namun, kamu masih bisa menggunakan kata play untuk objek seperti game online, contohnya:
I played Clash Of Clan with my friends yesterday.
Perhatikan kalimat diatas bahwa Clash Of Clan adalah objek dari kalimat diatas. Sedangkan with my friends adalah pelengkap, bukan objek seperti pada kalimat sebelumnya.

Bagaimana? Sudah dapat pencerahan soal kekeliruan kita menggunakan kata play? Masih ada pembahasan yang lain, tetapi akan dibahas di postingan yang akan datang! Terima kasih sudah membaca.


Rise atau Raise: Dua Kata Serupa Yang Membuat Bingung



Dari sekian ribu kosakata dalam Bahasa Inggris yang sudah kita pelajari, hafal dan gunakan, pasti diantaranya ada dua kata berikut yang membuat kita bingung. Rise dan raise. Kedua kata itu benar-benar mirip. Dari tulisan, hanya beda satu huruf saja. Dari cara pengucapannya pun juga tidak jauh berbeda. Begitu pula dari segi maknanya, kata rise dan raise berkaitan dengan kata up. Kedua kata ini adalah kata kerja (verb) yang memiliki makna naik, ke atas atau sesuatu yang bergerak ke atas atau diangkat ke atas. Namun, apa bedanya?

Pertama, bedanya antara rise dan raise adalah bentuk perubahan verb-nya. Rise adalah kata kerja tak beraturan atau irregular verb. Jika rise adalah bentuk present-nya, maka bentuk past dari rise adalah rose, dan past participle-nya adalah risen.
riseroserisen

Sementara itu, raise merupakan kata kerja beraturan atau regular verbs yang mudah ditandai, hanya perlu ditambahkan “–ed” atau “–d” dibelakang present verb-nya untuk menentukan bentuk past dan past participle-nya.
raiseraisedraised

Lalu yang kedua, penggunaan antara rise dan raise di dalam sebuah kalimat. Perbedaan ini dapat diperhatikan pada contoh berikut:
Penggunaan kata raise:
I raise my hand
My boss raised my salary
I have raised my kids well

Jika contoh diatas diperhatikan, kita dapat melihat pola kalimat tersebut mengandung subjek, verb, dan objek. Pada kalimat pertama “I raise my hand”, kita dapat mengidentifikasi jika “I” adalah subjek pada kalimat tersebut, “raise” adalah verb-nya, dan “my hand” adalah objek yang dinaikkan, yang dijelaskan bergerak ke atas dengan verb raise sebelumnya.

Serupa dengan contoh kalimat kedua, “my boss raised my salary”, kita bisa mengetahui kalau “my boss” adalah subjek dari kalimat tersebut, kemudian “raised” adalah verb-nya dengan bentuk past tense. Yang terakhir “my salary” adalah suatu objek yang ditingkatkan, yang dijelaskan dengan kata raised pada kalimat tersebut.

Penggunaan serupa juga terdapat pada contoh kalimat ketiga, yaitu “I have raised my kids well”. “I” adalah subjek kalimatnya, kemudian “have raised” merupakan bentuk verb untuk perfect tense. Yang terakhir adalah “my kids” objek yang dibesarkan, atau dinaikkan, atau ditingkatkan dengan adverbwell” yang melengkapi kalimat tersebut.

Sementara itu, pada penggunaan kata rise:
The sun rises
I have just risen from my chair
The bread rose in the oven

Pada kalimat “the sun rises” kita dapat melihat kalau tidak ada objek. Walaupun begitu, kata rises cukup jelas menjelaskan bahwa matahari terbit. Contoh lain yang serupa, “the moon rises” yang tidak perlu pakai objek. Jika kita melengkapkan kalimat tersebut, maka hanya akan masuk akal bila jadinya “The sun rises from the east”. From the east bukanlah sebagai objek dalam kalimat tersebut, malah sebagai pelengkap keterangan tempat.

Begitu juga pada kalimat “I have just risen from my chair” tidak terdapat objek setelah verb rise bentuk past participle digunakan. From my chair berperan sebagai pelengkap pada kalmat tersebut karena adanya prepositionfrom” yang menjelaskan dari mana “saya” bangun.

Contoh kalimat terakhir, “the bread rose in the oven” juga tidak mengandung objek. In the oven digunakan sebagai keterangan dalam kalimat tersebut.

Jadi bisa disimpulkan perbedaan antara verb rise dan raise yang pertama terletak pada bentuk perubahannya terhadap tenses. Rise adalah irregular verb, seadangkan raise adalah regular verb. Perbedaan lainnya adalah tentang penggunaannya dalam kalimat. Penggunaan kata kerja raise diikuti oleh objek sedangkan rise tidak diikuti objek.


Bagaimana? Sudah mengerti perbedaan antara kedua verb tersebut? Semoga nggak bingung lagi, ya.

5 Verb Yang Bikin Terdengar Pintar



Menghapal ribuan kosakata dalam Bahasa Inggris tentunya tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Semalaman saja kita belum tentu bisa mengingat 50 kosakata baru dalam Bahasa Inggris –tergantung juga level kemampuan berbahasa Inggris kita sudah sampai mana. Kali ini kita coba mengenal, menghapal sekaligus memahami penggunaan lima kosakata yang berperan sebagai verb di dalam kalimat Bahasa Inggris. Lima verb ini bisa membuatmu terdengar lebih pintar berbahasa Inggris dari teman-temanmu, dengan catatan, mengerti cara menggunakannya.

Sebenarnya gampang, namanya juga kata kerja alias verb. Jadi, pasti letaknya setelah subjek, dan bisa berubah bentuk jika tenses yang digunakan berbeda.

1. Ostracize. Kata ini memiliki kesamaan arti dengan exclude, artinya mengasingkan, atau diasingkan jika dalam kalimat pasif. Contoh kalimat yang dapat menggunakan verb ini adalah: He was ostracized for his community, yang artinya dia diasingkan dari komunitasnya.

2. Garner. Kata ini sama artinya dengan get, acquire atau earn. Padanan kata dalam Bahasa Indonesianya adalah mendapatkan atau menerima. Contoh kalimat yang bisa kita gunakan adalah: They garnered a poor reputation, yang artinya mereka mendapatkan reputasi yang buruk, apakah itu akibat tingkah lakunya dalam masyarakat, misalnya. Contoh kalimat itu berbentuk past tense, ya.

3. Contemplate. Kata ini sama dengan consider atau think about. Ya, jika kita pernah berpikir ulang kembali untuk membuat suatu keputusan, nah yang kita lakukan itu namanya adalah contemplate dalam Bahasa Inggris. Contoh kalimat yang bisa kita gunakan adalah: We have contemplated moving to a new city. Artinya, kami sudah berpikir ulang untuk pindah ke kota baru. Kalimat tersebut dalam perfect tense.

4. Differentiate. Kata ini adalah bentuk verb dari kata different (berbeda). Maknanya adalah mampu mengungkapkan perbedaan antara suatu hal dengan hal yang lainnya. Contoh kalimat yang bisa kita gunakan kata ini adalah: I can’t differentiate between my twin cousins. Artinya, saya tidak bisa membedakan sepupu saya. Mungkin karena sepupunya mirip, kali ya? Nggak bisa bedain mana Hasan mana Husin.

5. Fluctuate. Artinya sama dengan change atau vary, yaitu berubah. Berubah disini maksudnya adalah perubahan yang naik turun tidak stabil. Terkadang naik atau baik, terkadang turun atau buruk. Contoh kalimat yang bisa menggunakan kata tersebut adalah: The dollar has been fluctuating a lot this month. Maknanya, dollar sudah banyak berubah (dalam keadaan tidak stabil) bulan ini.


Bagaimana? Ada tambahan kata kerja lain yang bisa kita gunakan dan membuat kita jadi semakin pintar?

Saturday, April 22, 2017

Past Time Markers – Penanda Waktu Lampau (Past Tenses)



Dalam Bahasa Inggris, kita akan sering menjumpai beberapa penanda waktu yang dapat membantu kita mengenali tenses apa yang cocoknya dipakai dalam suatu kalimat. Di pembahasan kali ini, kita akan mengenal beberapa penanda waktu lampau, atau istilah kerennya past time markers. Apa itu past time markers?

Past time markers adalah beberapa kata yang berperan sebagai penanda waktu lampau, yang berbentuk keterangan waktu di dalam sebuah kalimat Bahasa Inggris. Jadi, jika kita mengetahui beberapa kata past time markers, kita akan bisa menebak tenses apa yang tepatnya dipakai pada suatu kalimat walaupun kita tidak diberitahu tenses apa yang sedang digunakan.

Yang namanya tenses dalam Bahasa Inggris, pastinya kita bisa menandainya dengan cara memperhatikan kata kerja atau verb yang digunakan dalam suatu kalimat. Namun, bagaimana jadinya jika verb itu dihilangkan? Harus pakai tenses yang mana untuk melengkapi satu kalimat? Oleh karena itu, kita perlu mengetahui dan mengingat beberapa past time markers berikut.

1. Yesterday
Yak, yesterday berarti kemarin, dan ini adalah penanda waktu lampau karena digunakan untuk mengungkapkan hal yang terjadi kemarin. Contohnya: Yesterday, I ate a delicious pancake. Bentuk lainnya juga ada the other day. Artinya di hari yang lain, tetapi maksudnya kemarin.

2. Last night/week/month/year
Harfiahnya bermakna malam kemarin/minggu lalu/bulan lalu/tahun lalu. Jika kita menemukan pola seperti ini didalam kalimat, ini menandakan tenses yang dipakai adalah past tense. Contohnya: She went to hospital last night atau Jean visited Adelaide last year.

3. Just now
Artinya baru saja. Ya, baru saja terjadi dan tidak sedang berlangsung atau tidak terjadi lagi.

4. (....) ago
Penanda yang ini sering kita jumpai jika digabungkan dengan jumlah hari/bulan/tahun. “Ago” disini bisa dikatakan berarti “yang lalu”. Contoh kalimatnya: I ate cookies two days ago atau She met his boyfriend three months ago.

5. In (...)
Past time marker yang satu ini sering kita jumpai di teks-teks yang berbau sejarah. Tetapi, tidak juga. Kita akan sering menemukannya didalam kalimat semacam ini: I was born in 1990.

6. When ....
Penanda “when” biasanya ditemukan di kalimat majemuk dalam Bahasa Inggris, dan diikuti oleh klausa pendek. Misalnya: I liked watching anime when I was a kid.

Bagaimana? Sudah dipahami apa saja yang termasuk past time marker? Kalau sudah, sekarang coba tebak yang mana saja kalimat dibawah ini yang berbentuk past tense:
Yesterday, I ___ a movie.
Just now, I ___ my homework.
I ___ to China before.
Last week, I ___ shopping.
At the moment, I ___ to school.
I never ___ French.
Four years ago, I ___ to Toronto.


Kalau sudah memahami past time marker, pasti bisa dijawab. Semoga menambah pengetahuan kita sama-sama, ya. Terima kasih.

Penggunaan Kata Kerja Beraturan (Regular Verbs) Pada Simple Past Tense



Seperti yang sudah kita ketahui, Simple Past Tense adalah tenses dalam Bahasa Inggris yang menyatakan kegiatan yang dilakukan pada waktu lampau (kemarin, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu, dst) dan sudah selesai atau tidak lagi dilakukan. Untuk membentuk kalimat sederhana dalam Bahasa Inggris yang berbentuk past tense, kita memerlukan verb atau kata kerja bentuk kedua atau bentuk past. Verb dalam Bahasa Inggris juga ada dua jenis, yang pertama adalah kata kerja tidak beraturan atau irregular verbs, yang mau nggak mau harus dihafal karena bentuk perubahannya dari infinitive ke bentuk past tense maupun past participle-nya tidak beraturan.

Jenis verb yang kedua adalah kata kerja beraturan atau regular verb. Berbeda dengan irregular verbs, regular verb bentuknya cenderung bisa diterka dari bentuk infinitive ke bentuk past tense maupun past participle-nya dengan beberapa pengecualian. Tapi, sebelum membahas tentang kata kerja beraturan ini, mari kita review sedikit pengetahuan kita tentang simple past tense.

Sekurang-kurangnya, simple past tense dibentuk dengan subjek + verb bentuk past. Sebelum kita mengetahui verb bentuk past, kita sebaiknya tahu dulu bagaimana bentuk infinitive dari verb tersebut. Sebentar, infinitive itu apa, sih?

Infinitive adalah bentuk dasar dari kata kerja dalam Bahasa Inggris. Kalau kita melihat di kamus, kita akan menemukan kata berikut:
to look,
to see,
to talk,
to help,
dan lain-lainnya.

Yang akan kita gunakan dalam membentuk kalimat past tense adalah infinitive tanpa “to” didepannya. Jadi kita akan mengambil look, see, talk, help, dan lain-lain. Oh, ya. Dalam beberapa kondisi, verb juga mempunyai imbuhan “–s” atau “–es ” di belakang bentuk dasarnya. Misalnya helps dalam kalimat present tense untuk orang ketiga tunggal “she helps”. Untuk mendapatkan infinitive dari helps, kita hanya perlu membuang akhiran “–s”, dan jadilah infinitive help.  Dalam pembahasan Simple Past Tense ini, mari kita gunakan regular verbs saja. Misalnya, kita akan memakai kata walk:

I walk.
Infinitive dari walk adalah walk. Untuk mengubahnya menjadi past tense verb, kita hanya perlu menambahkan “–ed” di belakang infinitive tersebut sehingga menjadi walked.
I walked to a coffeeshop last night.

Contoh lainnya:
He passes.
Infinitive dari passes adalah pass. Akhiran “–es” harus dihilangkan dalam konteks ini untuk mendapatkan infinitive verb nya. Lalu, untuk mengubahnya menjadi past tense verb, kita harus menambahkan “–ed” di belakang infinitive pass sehingga menjadi passed.
Yesterday he passed his entrance exam.

Contoh lainnya:
She works.
Infinitive dari works adalah work. Akhiran “–s” harus dibuang untuk mendapatkan infinitive verb dari kalimat singkat diatas. Lalu, untuk membuat kata work menjadi verb past tense, kita perlu menambahkan “–ed” di belakang infinitive work, menjadi worked.
Yuki worked at the minimarket last year.

Walaupun tampaknya tidak sulit menggunakan kata kerja beraturan dalam past tense, namun kita harus hati-hati. Karena ada beberapa pengecualian dalam penambahan –ed pada kata kerja beraturan. Jadi, intinya aturan infinitive ditambah “–ed” tidak selalu berlaku.

Pengecualian #1:
Infinitive yang sudah berakhiran “–e” tidak perlu ditambah “–ed”, tetapi cukup tambahkan “–d” saja. Contohnya:
She changes her hairstyle.
Infinitive dari changes adalah change, yang berakhiran huruf “–e”. Maka, untuk mengubah infinitive tersebut menjadi verb untuk past tense, kita hanya perlu menambahkan huruf “–d” saja.
She changed her hairstyle yesterday.

Pengecualian #2:
Infinitive yang hanya mengandung satu suku kata dan berakhir dengan huruf konsonan. Contohnya kata stop. Jika kita ingin membuatnya menjadi kata kerja bentuk past tense, kita harus menggandakan huruf konsonan terakhir dan menambahkan “–ed” di belakangnya.

I stop.
Infinitive-nya mengandung satu suku kata saja dan berakhir dengan konsonan “p”. Maka, bentuk past tense verb-nya adalah stop + konsonan p + akhiran –ed, menjadi stopped.
I stopped a taxi.

Sama halnya terjadi pada contoh berikut:
They plan to go to beach.
Infinitive plan hanya mengandung satu suku kata dan berakhir dengan konsonan. Maka bentuk past tense verb-nya adalah plan + konsonan n + akhiran –ed, menjadi planned.
They planned to go to beach yesterday.

Pengecualian #3:
Infinitive yang diakhiri dengan huruf “–c” harus ditambahkan “–ked untuk dijadikan verb past tense. Contohnya adalah kata panic, yang berakhiran dengan huruf –c. Untuk mengubahnya menjadi verb past tense, infinitive panic harus ditambahkan dengan akhiran –ked, menjadi panicked.
People panic.
People panicked yesterday.

Pengecualian #4:
Infinitive yang diakhiri dengan huruf “–y”. Huruf “–y” yang mengakhiri verb harus diubah menjadi “–i”. Kemudian, tambahkan “–ed”. Contohnya:
She carries.
Infinitive dari carries adalah carry, yang berakhiran dengan huruf “–y”. Untuk mengubah carry menjadi verb bentuk past tense adalah dengan mengubah “–y” menjadi “–i”, kemudian ditambah “–ed”, sehingga membentuk carried.

Sekarang kita sudah tahu bagaimana menggunakan kata kerja beraturan dalam simple past tense, tapi kapan sajakah simple past digunakan?

1. Ketika sesuatu sudah terjadi di masa lalu dan sudah selesai.
Contohnya: A few years ago I worked in the supermarket. Maksud kalimat itu adalah beberapa tahun yang lalu bekerja di supermarketnya terjadi, dan sekarang sudah tidak bekerja di supermarket lagi.

2. Ketika kita menerangkan suatu waktu di masa lalu.
Contohnya: We lived in England in 1995. Maksud dari kalimat tersebut adalah “kita” pernah tinggal di Inggris tahun 1995 dan sekarang tidak lagi disana.

3. Ketika menyatakan suatu kebiasaan di masa lalu yang sekarang tidak lakukan lagi.
Contohnya: I collected stamps when I was a child. Maksudnya “saya” mengkoleksi perangko waktu kecil, tetapi sekarang tidak lagi.

4. Ketika kita ingin bercerita fiksi maupun menceritakan pengalaman kita.
Contohnya: Long ago, there was a farmer who lived in a small village.

Bagaimana? Sudah bisakah kita membuat kalimat past tense yang sederhana saja?


Perbedaan Penggunaan “Try to do” Dengan “Try doing”



Dalam Bahasa Inggris, kita sering menjumpai kalimat dengan penggunaan kata “try” (mencoba) yang ditambahkan dengan prepositionto” dan diakhiri dengan sebuah kata kerja. Selain itu, di teks lain mungkin kita sering menemukan kalimat yang mirip, menggunakan kata “try” namun setelahnya tidak memakai prepositionto”, justru malah langsung menggunakan kata kerja yang ditambah dengan “–ing” atau istilahnya gerund. Try to do dan try doing, misalnya. Keduanya sama-sama menggunakan kata try (mencoba) dan kata do (melakukan). Namun, apa bedanya?

Yah, disini penggunaan “try to (verb)” dengan “try (verb)ing” memang kelihatannya sama, tetapi secara tata bahasa memiliki makna yang sedikit berbeda.

1. Try to (verb)
Bentuk “try to (verb)” apa saja dan dalam tenses apa saja, memiliki makna yang lebih dalam. Maksudnya, try to do something itu bermakna melakukan sesuatu dengan usaha yang keras. Artinya, “try to (verb)” digunakan saat kita menyatakan sesuatu yang kita lakukan dengan usaha keras, yang berarti hasilnya bisa jadi gagal, bisa jadi berhasil. Jika kita menemukan atau mendengar seseorang menggunakan try to (verb), berarti dia maupun siapa subjek yang dibicarakannya melakukan tindakan yang dalam kategori sulit menurut kondisinya, dan dilakukan dengan usaha yang keras. Contohnya:

I tried to study Japanese, but it is so complicated.
Kalimat diatas bermakna “saya mencoba mempelajari Bahasa Jepang, tetapi itu sangat rumit”. Kalimat tersebut juga mengandung pola try to (verb) yaitu tried to study (tried adalah try dalam bentuk past tense).Terlihat jelas bahwa mempelajari Bahasa Jepang itu sulit bagi “saya” karena rumitnya bahasa tersebut. Kalimat ini mengindikasikan bahwa “saya” melakukan usaha ekstra untuk mempelajari Bahasa Jepang, walaupun hasilnya nanti bisa jadi gagal atau bisa jadi berhasil.

Contoh lainnya:
Maria tried to climb Mt. Everest.
Kalimat diatas bermakna “Maria mencoba mendaki Gunung Everest”. Dalam kalimat diatas juga terdapat pola try to (verb) yaitu tried to climb. Mendaki gunung, apalagi Everest bukanlah hal yang mudah dilakukan. Oleh karena itu, kalimat diatas juga menjelaskan bahwa Maria melakukan usaha yang keras untuk mendaki gunung tersebut.

Coba pahami contoh kalimat berikut:
I tried to watch Paranormal Activity but it was too scary.
I try to be a good person.
She tried to reach her supervisor by calls but he did not answer.
Dad is trying to fix my bycycle. (contoh dalam present continous tense)
I will try to read this thick novel. (contoh dalam future tense)

Lalu bagaimana dengan try (verb)ing?

2. Try (verb)ing
Bentuk “try (verb)ing” memiliki makna “melakukan sesuatu yang baru” atau “bereksperimen” atau melakukan sesuatu yang belum pernah sebelumnya kita lakukan dan tidak sulit dilakukan atau tidak membutuhkan usaha yang ekstra untuk melakukannya. Hasil yang akan terjadi setelah mencoba melakukan sesuatu tersebut juga tidak pasti. Contohnya:

Try adding salt to your fried potatoes.
Makna kalimat diatas adalah “cobalah menambahkan garam pada kentang gorengmu”. Pada kalimat tersebut juga terdapat pola try (verb)ing, yaitu try adding. Menambahkan garam pada kentang bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan. Kita hanya perlu mengambil garam dan menaburkan diatas kentang goreng. Hasilnya bisa jadi kita suka, atau malah tidak suka karena keasinan. Ya, biasanya pola try (verb)ing dijumpai pada kalimat yang berbentuk saran/suggestion.

Contoh lainnya:
If you can’t reach my by email, try calling me.
Makna kalimat diatas adalah “jika kamu nggak bisa menjangkau saya lewat email, coba telepon saya”. Kalimat diatas mengandung pola try (verb)ing yaitu try calling. Kalimat tersebut juga bermakna sebuah saran, yang mudah dilakukan. Apakah nantinya “saya” bisa dijangkau via telepon, mungkin saja nantinya “saya” akan mengangkatnya atau mungkin saja tidak bisa ditelepon karena ponselnya “saya” kehabisan baterai. Hasilnya tidak benar-benar bisa diketahui.

Coba pahami contoh lainnya:
If you want to become a good English speaker, try speaking English whenever you can.
If your girlfirend is angry at you, try giving her chocolate or flowers.
Try adding sugar to your coffee.
Try drinking fresh water 8 glasses a day to maintain your health.


Bagaimana? Sudah ada sedikit pencerahan tentang perbedaan “try to (verb)” dan “try (verb)ing”? Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih.