Friday, March 07, 2014

Review: Relationship

Judul: Relationship (Ketika orang lain tidak harus tahu hubungan yang sesungguhnya)
Penulis: Adyta Purbaya
Penerbit: Nulisbuku
Tahun terbit: Oktober 2010
Jumlah halaman: 178 halaman
ISBN: 978-602-98029-7-9
Sinopsis: Buan pendapat orang lain yang kita butuhkan dalam hubungan ini, jauh dari semua itu, cukup kamu, aku. Cukup kita yang tahu dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Kamu, aku, kita. Cukup kita. Karena kita yang menjalani, bukan mereka. Mendekatlah, genggam tanganku. Rasakan jutaan energi, kebahagiaan, serta rasa nyama yang akan aku bagi. Dengan ini, dengan cinta kita, dengan rasa yang kita miliki, jangan pedulikan orang lain. Kita tak butuh mereka tahu. Kita yang akan tulis dan jalani sendiri cerita kita. Bukan dia, bukan mereka. Tidak semua yang tampak enggan jelas itu adalah benar. Jangan cepat percaya! Yakini aku, yakini hatimu, yakini kita.

Sumber foto: adytapurbaya.blogspot.com

Buku ini merupakan salah satu dari ratusan, bahkan sekarang mungkin ribuan, buku self-publishing yang dikeluarkan dan dijual oleh sebuah penerbit online, Nulisbuku.com. Untuk sebuah buku yang diterbitkan secara pribadi, tanpa melewati proses seleksi ketat oleh editor seperti pada penerbit-penerbit mayor, buku ini sangat bagus karena memiliki keutuhan isi cerita, tujuan dan pesan yang bisa membuat kita merasa jleb, apalagi bagi yang masih suka mengurusi urusan pribadi orang lain.
Novel ini bercerita tentang kedekatan dua orang sahabat dari TK hingga kuliah, Tisya dan Rama. Kemanapun mereka pergi, mereka selalu berdua. Saking dekatnya, mereka disangka in relationship oleh teman-teman kampusnya. Namun, ketika ditanya, mereka malu dan hanya menjawab “Cuma teman, kok.”

Kemunculan Nindi, seorang cewek berjilbab, diantara mereka membuat Rama dan Tisya sempat renggang. Dengan segala tingkah yang dibuat Nindi kepada Rama, membuat Rama dan Tisya akhirnya menyadari bahwa diantara mereka ada sesuatu yang spesial, lebih dari sekedar teman.
Secara keseluruhan, saya menyukai alur cerita dalam novel ini. Walaupun tidak seberapa unik dan umumnya alur teenlit, tapi saya tetap menyukainya. Pesannya yang tegas tentang kroscek fakta terlebih dahulu sebelum menyimpulkan sesuatu seenaknya itu membuat saya tertohok. Sepertinya saya masih suka jump to the conclusion sebelum bertanya bagaimana sebenarnya kondisi atau keadaan orang lain yang sebenarnya, kepada yang bersangkutan langsung.


Sebenarnya banyak koreksi untuk novel ini, baik tentang penulisan maupun tentang kelogisan alur atau tindakan tokoh dalam cerita. Dan juga ada bagian-bagian yang akan lebih manis dan padu lagi jika dijabarkan lebih lanjut. Walaupun demikian, buku ini recommended buat dibaca!

Tuesday, January 28, 2014

Review: Rectoverso


Judul: Rectoverso
Penulis: Dee
Penerbit: Goodfaith Production
Tahun terbit: September 2008, cetakan pertama
Jumlah halaman: 170 halaman (hardcover, color)
ISBN: 978-979-96257-4-8

Testimonial:
Rectoverso adalah lompatan dari buku-buku Dee sebelumnya. Karya ini membuat kita menghargai, menghormati, dan menikmati dunia personal.
Seno Gumira Ajidarma
Bagi saya, cerita-cerita ini karya Dee yang terbaik: matang tapi tetap dengan rasa yang murni, sederhana tapi menampilkan apa yang luar biasa dari permukaan yang biasa.
Goenawan Mohammad
Kombinasi indah antara literatur dan musik yang merangsang visual.
Joy Subiyakto

Sumber foto: tapakbasah.blogspot.com

Rectoverso merupakan karya unik dari Dee yang menggabungkan fiksi literasi dengan musik. Buku ini adalah buku karya Dee yang pertama kali saya baca. Saya membaca buku ini pada tahun 2011, namun masih suka membaca ulang buku ini. Saya sejujurnya juga bingung untuk mengatakan Rectoverso ini sebagai buku atau album, karena rasanya tidak akan lengkap jika kita membaca ceritanya saja, atau hanya mendengar lagunya saja. Saya juga bingung bagaimana cara menikmati Rectoverso ini, apakah dengar lagunya dulu baru baca fiksinya satu demi satu, atau baca dulu fiksinya lalu mendengar lagunya, atau justru kedua-duanya dilakukan berbarengan. Dan yang jelas, saya melakukan cara yang pertama.

Didalam Rectoverso terdiri 11 kisah dengan 11 lagu yang manis. Ceritanya dijabarkan dengan pemilihan diksi yang indah, begitu juga lagu yang disajikan memiliki melodi dan lirik yang indah. Bagi yang pertama kali membaca karya Dee, mungkin akan bingung dan pusing saat membaca ceritanya. Oleh karena itu, sayapun membacanya dengan konsentrasi yang lebih dari membaca novel-novel teenlit yang biasa saya baca.

Dee, dengan karyanya, membuat saya mengayati bagaimana tokoh-tokoh dalam cerita tersebut secara emosional. Beliau juga mengajarkan bagaimana menghargai dan menerima hidup lewat tulisannya. Cerita-cerita yang berkesan bagi saya adalah Malaikat Juga Tahu, Selamat Ulang Tahun, Grow a Day Older, dan Firasat. Ya, lagu yang pernah kita dengar tentunya Malaikat Juga Tahu yang dibawakan Dee sendiri dan Firasat yang di-cover oleh Marcell.

Hal lain yang saya suka dari Rectoverso ini adalah desain sampulnya yang sejuk dan berwarna hijau. Menggambarkan seorang laki-laki dan wanita yang berbeda latar belakang. Sederhana sekali, namun inilah yang membuat Rectoverso terlihat elegan dari sampulnya. Ilustrasi foto yang ada di dalamnya pun membuat kita menghayati dan membawa emosi kita seiring dengan alur cerita. Menurut saya, ini karya yang luar biasa.



Monday, January 27, 2014

Review: Udah Putusin Aja!

Judul: Udah Putusin Aja!
Penulis: Felix Y. Siauw
Visual: Emeralda Noor Achni
Penerbit: Penerbit Mizania
Tahun terbit: Februari 2013 (cetakan pertama)
Jumlah halaman: 180 halaman (full color)
ISBN: 978-602-9255-43-0
Testimonial:
Pacaran nggak buat kamu dewasa, tapi buat kamu beradegan dewasa.
@JayaYEA, founder YukBisnis.com
Buku ini solusi bagi mereka yang ingin menjemput jodoh dan masa depan yang cerah. Rekomen dah!
Ippho Santosa, penulis 7 Keajaiban Rezeki
Buku terkeren yang pernah saya baca. Lucu, seru, menyentuh, dan penuh ilmu! Wajib baca!
Oki Setiana Dewi, aktris Muslimah dan penulis

Sumber foto: udahputusinaja.blogspot.com

Dari tampilan cover-nya, buku ini jelas sepertinya cewek banget. Pink terang banget kayak spidol highlighter yang biasa dipakai buat menandai kalimat di catatan kita. Ngejreng banget gitu, lho. Akan tetapi, kalau dibaca ternyata nggak cuma untuk cewek aja. Sasaran buku ini juga cowok yang sama galaunya dengan cewek yang masih single tapi pengen berdua-duaan.

Awalnya, menurut saya buku ini hanyalah buku agama yang isinya hanya tulisan saja. Pasti akan membosankan jika dibaca apalagi isi kebanyakan buku nonfiksi cenderung serius. Ternyata, kenyataan dilapangan berbeda jauh. Saya awalnya tidak begitu memperhatikan saat Googling. Namun setelah buku fisiknya ada ditangan saya, di sampulnya tertulis dengan jelas “visual”. Dan setelah saya buka bukunya, buku ini justru penuh dengan ilustrasi dengan dominasi warna pink dan biru muda yang manis.

Ya, buku ini cewek banget. Mungkin karena sasaran utama buku ini adalah edukasi agama Islam untuk cewek tentang hubungan dan batasannya. Padahal, cowok juga direkomendasikan untuk membacanya.

Menurut saya, judul buku ini provokatif. Udah, Putusin Aja! Semacam mengajak-paksa orang yang membacanya untuk memutuskan hubungan dengan... entahlah, apa pacar, apa gebetan, atau TTM, atau hubungan tidak terdefinisi. Dan nyatanya, indeed, memang iya. Buku ini memang memaksa kita untuk mengerem perasaan yang menggebu-gebu terhadap lawan jenis yang belum halal dengan cara menyodorkan fakta-fakta akibat pacaran. Bagi saya pribadi, cara seperti ini tidak menggurui, tetapi memberikan pencerahan. Tapi, pendapat ini tergantung sama pembaca yang lain juga, ya.


Sedikit menerangkan soal isi buku ini—semoga tidak jadi spoiler bagi yang ingin membaca, buku ini mengulas tentang cinta sebagai fitrah manusia, salahkah kita merasakan jatuh cinta, pandangan Islam tentang pacaran, proses menjalin hubungan yang sesuai syariah bahkan bagaimana caranya move on. Buku ini juga disajikan dengan bahasa yang gaul dan gampang dimengerti anak remaja, khususnya yang sedang mencari jati diri dan belahan hati yang entah ada dimana.

Tuesday, January 21, 2014

Review: Supernova 1, Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh

Judul: Supernova 1, Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh
Penulis: Dee
Penerbit: Penerbit Bentang
Tahun terbit: Maret 2012 (cetakan pertama, cover supernova web), pernah diterbitkan dengan judul yang sama pada tahun 2001.
Jumlah halaman: 322 halaman
ISBN: 978-602-8811-72-9
Sinopsis: Menunaikan ikrar mereka untuk berkarya bersama, pasangan Dimas dan Reuben mulai menulis roman yang diberi judul Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Paralel dengan itu, dalam kehidupan nyata, sebuah kisah cinta terlarang terjalin diantara Ferre dan Rana. Hubungan cinta mereka merepresentasikan dinamika yang terjadi antara tokoh Kesatria dan Putri dalam fiksi Dimas dan Reuben. Tokoh ketiga, Bintang Jatuh, diadirkan oleh seorang peragawati terkenal bernama Diva, yang memiliki profesi sampingan sebagai pelacur kelas atas. Tanpa ada yang bisa mengantisipasi, kehadiran sosok bernama Supernova menjadi kunci penentu yang akirnya merajut kehidupan nyata antara Ferre-Rana-Diva dengan kisah fiksi karya Dimas-Reuben-Diva dengan kehidupan yang sama.

Sumber foto: bukalapak.com

Supernova adalah buku seri karya Dee yang sangat fenomenal. Kalau menurut pribadi saja, ini seperti Harry Potter tetapi beda genre. Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh merupakan seri pertama Supernova, yang dengan jelas berhasil menarik perhatian saya walaupun setelah dikompori oleh seorang teman yang sudah membaca.

Genre novel ini adalah science fiction yang juga berisi lengkap dengan fantasi dan gambaran sisi gelap kehidupan metropolitan. Ceritanya mengalir dari pertemuan Dimas dan Reuben yang ternyata adalah pasangan homoseksual. Mereka berdua berikrar untuk membuat sebuah masterpiece bersama dalam waktu sepuluh tahun. Kemudian, mereka merancang kisah Kesatria dan Putri yang bertemu, lalu memunculkan tokoh ketiga. Saat Kesatria nyaris hancur karena jatuh cinta dan patah hati, Kesatria dipertemukan dengan Bintang Jatuh. Sementara itu, di dunia paralel juga ada kisah Ferre, Rana, dan Diva yang persis kisahnya. Saya awalnya mengira mereka bertigalah tokoh yang diciptakan Dimas dan Reuben, ternyata bukan. Diva rupanya adalah seorang model yang fotonya muncul di sampul sebuah majalah yang dilihat Reuben.

Bagi saya, buku ini membosankan pada awalnya. Namun, seiring alur berjalan, rasa keingintahuan kelanjutan ceritanya pun semakin bertambah sehingga saya tidak bisa berhenti lama-lama dan membacanya lagi sampai habis. Penggunaan diksi di KBPJ pun indah, dan juga menggunakan istilah-istilah ilmiah seperti bifurkasi, atraktor, solar plexus, simulakrum, dan banyak lagi, yang bisa menambah pengetahuan dan memainkan imajinasi.


Semakin saya menambah halaman yang saya baca, saya semakin bersemangat sekaligus dihantam rasa pusing yang luar biasa. Saya puas setelah menamatkan buku ini. Buku ini bisa membuat paradigma seseorang terhadap sesuatu menjadi berubah, terlebih tentang hidup.

Friday, January 10, 2014

Review: Jalan Menuju Cinta-Mu

Judul buku: Jalan Menuju Cinta-Mu
Penulis: Rhein Fathia
Penerbit: Penerbit Bunyan (Bentang Pustaka)
Tahun terbit: Juli 2013, cetakan pertama. Pernah diterbitkan dengan judul yang sama pada tahun 2008.
Jumlah halaman: 174 halaman
ISBN: 978-602-7888-51-7
Sinopsis: Sahabat setia selamanya. Aku dan Maya seakan tak terpisahkan. Tetapi kini, satu badai besar meluluhlantakkan persahabatan kami. Maya, yang selalu menyediakan bahu saat aku menangis dan setia mendengarkan cerita kalau aku jatuh cinta, sekarang justru menjadi orang yang tak lagi bisa kupercaya. Ah, hatiku remuk. Aku tak punya siapa-siapa lagi. Aku tak peduli apa-apa lagi. Apalah arti keluarga, cinta, dan persahabatan kalau orang yang paling kamu sayangi di dunia melukaimu diam-diam? Ya, Tuhan, kenapa harus aku yang mengalami cobaan ini? Aku hanya bisa berharap, Engkau tak akan meninggalkanku seorang diri. Karena aku yakin, selalu ada jalan menuju cinta-Mu...

Sumber foto: www.rheinfathia.com

Novel ini menceritakan tentang kehidupan Ella, seorang siswa kelas 3 SMA, yang bersahabat dekat dengan Maya, teman sekelas Ella dari kelas 1 SMA. Ella memiliki karakter yang tegas, sedikit tomboy, miliki pemikiran yang logis, namun memiliki sisi melankolis. Sedangkan Maya sendiri memiliki karakter yang cewek banget, gampang jatuh cinta, dan terlalu mengandalkan perasaan. Meskipun mereka berdua memiliki sifat yang bertolak belakang, mereka bersahabat baik hingga akhirnya menjadi berantakan.

Penyebabnya adalah karena adanya kerenggangan hubungan antara kedua orangtua Ella yang sama-sama sibuk bekerja. Kemudian, diperparah dengan Papa dan Mama Ella yang jarang pulang ke rumah karena disibukkan dengan meeting dan dinas ke luar kota. Hal itu terus terjadi dan berujung dengan affair antara papanya Ella dengan mamanya Maya. Hubungan dalam keluarga Ella pun menjadi berantakan karena orangtua Ella memutuskan untuk bercerai. Baik Ella maupun Maya tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Konflik demi konflik pun bermunculan seiring berjalannya alur cerita hingga akhirnya Ella dapat memahami kejadian demi kejadian dalam perjalanan hidupnya.

Alur cerita dalam novel ini begitu teratur dan sangat mudah diikuti. Gaya penulisannya juga khas novel remaja, sehingga kita bisa menilai sasaran novel ini dibuat untuk kalangan remaja. Novel ini juga mengandung pemahaman tentang ketaatan kepada agama yang dianut, norma yang berlaku, dan kepada Tuhan. Cobaan demi cobaan yang dialami sang tokoh utama, Ella, bisa menjadi pelajaran yang bagus untuk kita begitu juga kejadian-kejadian yang dialami Maya. Dengan gaya penulisan yang ringan, Mbak Rhein Fathia mampu menceritakan sesuatu yang berbeda dari buku teenlit kebanyakan. Ya, karena kebanyakan buku teenlit hanya menceritakan tentang kisah cinta yang berliku antara remaja cewek dan cowok hingga akhirnya jadian, kalau yang ini ada yang berbeda. Buku ini sangat baik untuk dibaca dan dikoleksi dan nggak bikin kecewa. Dan juga, kita bisa pinjamkan buku ini kepada teman-teman terdekat kita supaya dibaca. Penasaran?