Tuesday, October 29, 2024

Berbagi Praktik Baik: PembaTIK 2024

Tulisan ini adalah Serial Postingan Blog Tugas PembaTIK 2024 yang diajukan untuk memenuhi tugas akhir pelatihan.

Salam sejahtera bagi kita semua.
Om Swastiastu.
Namo Budhaya,
Salam Kebajikan.
Rahayu.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Perkenalkan nama saya Sari Afriza. Saya bertugas di SMPS Islam Bahrul Ulum Islamic School (BULISC) di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Selain menjadi guru bahasa Inggris dan bahasa Jepang, saya juga bertugas sebagai admin media sosial sekolah dan penanggung jawab laboratorium komputer. Ya, saya sebenarnya bukan tipe orang yang suka tampil di depan kamera, saya justru sering terlibat di belakang layar sebagai kameramen, editor video reels kegiatan sekolah dan pesantren, teknisi ANBK, and of course, publikasi dan marketing. Meskipun saya lahir dan besar di pedesaan, saya sangat tertarik dengan teknologi digital seperti internet. Hingga saya menjadi guru di sekolah, saya ingin memakai teknologi dalam pembelajaran, karena pasti seru dan menyenangkan.

Foto: Lokasi Dayah Modern/SMPS Islam BULISC

MENGETAHUI TENTANG PEMBATIK 2024

Saya tahu Pembatik dari seorang rekan guru yang whatapp saya. Beliau adalah salah satu rekan kerja panutan saya yang gigih menimba ilmu di berbagai kesempatan. Beliau mengajak saya mendaftar dan mengikuti program pelatihannya. Saya ingin sekali bisa satu grup dengan beliau di Level 4, Namun kenyataan berkata lain, justru dari teman-teman guru di Aceh barat yang saya kenal dan mengikuti pembatik 2024, hanya saya yang lolos ke Level 4. Semoga kedepannya beliau bisa mencapai level 4 bahkan menjadi kandidat Duta Teknologi di tahun berikutnya.

Setelah saya mengikuti rangkaian program Pembatik 2024 ini, saya jadi mengerti dan bisa mengimplementasikan teknologi dalam kegiatan pembelajaran dengan lebih terarah. Sedikit banyak saya menyadari bahwa program Pembatik ini di desain dengan luar biasa mengikuti dengan alur tugas utama guru, yaitu merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran.

Foto: Kelas 7A Tahun Ajaran 2024/2025

MERANCANG PEMBELAJARAN

Berdasarkan ilmu yang saya dapatkan dari modul Pembatik Level 2, saya merancang sebuah kegiatan pembelajaran yang student centered dan kolaboratif sambil menginovasikan pemanfaatan teknologi di dalamnya. Dari 5 model pembelajaran yang dipaparkan, saya memilih Learning Station yang menurut saya menarik dan belum pernah saya coba. Ternyata, learning station membutuhkan properti yang cukup banyak dan persiapan yang matang untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Saya membuat 3 stasiun belajar yang akan dikunjungi siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Saya menyiapkan flashcard online untuk siswa yang gaya belajarnya visual. Saya juga membuat video pembelajaran sederhana untuk siswa yang gaya belajarnya audio dan visual. Terakhir saya juga menyediakan karton dan amplop berisi materi yang akan dipelajari, untuk mengakomodasi siswa yang gaya belajarnya kinestetik dengan cara mencocokkannya dan menempelnya ke dinding sebagai pajangan kelas. Meskipun begitu, saya memberikan semua siswa untuk merasakan setiap stasiun secara berkelompok dan bergantian. Bahkan untuk menjaga ketertiban kelas dari rebutan stasiun, saya menduplikat masing-masing stasiun untuk siswa putra dan siswa putri. Sekolah kami berbasis pesantren namun jumlah muridnya tidak mencukupi persyaratan untuk pisah rombel. Jadi saya mencari ide bagaimana caranya supaya kelas tetap dalam keadaan kondusif tanpa harus melanggar aturan pesantren.

Dan semua itu saya siapkan sampai jam 2 pagi, sebelum besok paginya kegiatan belajar mengajar dimulai.

Foto: Implementasi Station Learning di Kelas 7A

MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN (IMPLEMENTASI)

Dalam implementasinya, siswa merasa antusias karena di kali itu Sensei nya mengajar dengan cara yang berbeda dari biasanya. Pertama saya memberikan asesmen diagnostik di kelas, kemudian saya arahkan anak-anak ke lab komputer yang sudah saya siapkan untuk pembelajaran dengan model Learning Station. Disana saya memberikan arahan apa tujuan pembelajaran di hari itu, apa yang harus mereka lakukan untuk mencapainya, bagaimana mereka berpindah dari stasiun satu ke stasiun lainnya, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang out of the box. Dalam model pembelajaran seperti ini, saya berperan sebagai fasilitator yang menyediakan media yang cocok untuk kebutuhan siswa, mengarahkan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sampai akhir, memantau partisipasi siswa dan kendala teknis yang terjadi di tengah pembelajaran dan mengatur kondisi kelas tetap dalam keadaan yang kondusif. Dan yang paling penting adalah, yang menjadi pusat pembelajarannya itu adalah siswanya sendiri. Disana mereka mencari materi, mencatat, berdiskusi, bekerjasama, memecahkan cara bagaimana supaya cepat hapal materinya, peduli dengan teman yang perlu bantuan dalam memahami materi, dan sebagainya. Yang bisa saya simpulkan adalah model pembelajaran yang saya terapkan itu benar-benar menjawab kebutuhan siswa dan memang sejalan dengan kurikulum.

Foto: Penggunaan Quizziz sebagai Media Pembelajaran

MENGEVALUASI PEMBELAJARAN

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, saya mengevaluasi penggunaan media pembelajaran yang saya terapkan di kelas itu memang lebih memberikan efek yang lebih daripada yang biasanya. Daripada hanya catat buku sampai habis, siswa sekarang memang lebih tertarik dengan pembelajaran yang bersentuhan dengan teknologi, yang memang sudah dekat dengan mereka sejak lahir. Siswa saat ini dari awal hidupnya memang sudah mengenal teknologi, jadi natural saja jika mereka lebih tertarik dan fokus dengan media media pembelajaran yang diinovasikan dengan teknologi, asalkan dipantau. Karena anak jaman now itu kenalnya gadget untuk hiburan. Namun ketika masuk sekolah, mereka harus bisa kita perkenalkan bahwa gadget itu juga bisa buat belajar. Dan saat evaluasi dalam kegiatan pembelajaran pun saya menggunakan Quizziz untuk post testnya. Dan hasilnya juga baik. Karena ada sistem skornya, mereka terpacu untuk cepat dan tepat dalam menjawab agar dapat nilai yang tertinggi. Seperti bermain game.

 

Foto: Menampilkan Slide CANVA di Kelas 9C

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN (KREASI)

Tidak hanya aplikasi seperti Quizziz, Quizlet, Kahoot, Wordwall, Bamboozle dan kawan-kawannya, saya sering menggunakan video pembelajaran sebagai media pilihan saya. Saya biasanya mengambil referensi video pembelajaran dari Youtube atau saya membuat video sendiri kemudian saya upload di Youtube jika saya tidak menemukannya. Di implementasi Level 2 saya membuat video sederhana yang saya jadikan media pembelajaran di salah satu stasiun pembelajaran. Saya mengarahkan siswa untuk menggunakannya sebagai referensi bahan belajar. Namun ternyata di Level 3, peserta pembatik ditugaskan untuk membuat sebuah media pembelajaran. Dari beberapa macam media, saya memilih untuk membuat sebuah video pembelajaran. Video pembelajaran yang saya buat adalah video animasi yang saya kreasikan sendiri berdasarkan beberapa inspirasi yang tetap memuat kriteria tugas akhir Level 3. Namun sayangnya video ini belum sempat saya tampilkan kepada siswa karena tema pelajarannya sudah selesai, dengan media slide presentasi lewat Canva. Mungkin di lain waktu saya akan menggunakannya sambil mengimplementasikan model pembelajaran student centered lainnya. Dari sini saya memahami bahwa program pelatihan di pembatik ini timingnya di desain agar menyesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung pada peserta guru di sekolahnya masing-masing, agar dapat diimplementasikan begitu dipelajari dan didokumentasikan sebagai bukti pembelajaran modul melalui penugasan di tugas akhir.

Gambar: Screenshot Webinar HARTA TIK
oleh Tim 6 Sahabat Teknologi Provinsi Aceh

LEVEL 4: BERBAGI DAN BERKOLABORASI

Saya membagikan praktik baik yang sudah saya terapkan di kelas kepada teman-teman sahabat teknologi lewat webinar kecil di dalam tim kami, dan diskusi berbagi praktik baik di komunitas belajar di sekolah secara luring. Mungkin dalam rentang waktu yang ditentukan, saya hanya bisa membuat 2 acara kecil dengan bantuan teman-teman yang luar biasa. Namun, kedepannya semoga saya bisa berkesempatan membagikan praktik baik ini kejejaring yang lebih luas lagi, bahkan tidak hanya kepada sesama rekan guru, namun bisa juga menjangkau orangtua murid, kepala sekolah, dinas pendidikan daerah, bahkan kepada mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan yang ada di Indonesia, karena sejujurnya saya merasa sewaktu saya kuliah, ilmu seperti ini belum saya dapatkan, atau lebih tepatnya belum ada pada masanya.

Guru memang salah satu profesi dimana seseorang harus terus belajar dan beradaptasi terus sepanjang hayatnya. Harapannya semoga kita para guru tetap memiliki semangat pembelajar sepanjang hayat. Terima kasih kepada BLPT Kemendikbudristek dan seluruh pihak yang berperan dalam Program pembatik pelatihan Pembelajaran berbasis TIK tahun 2024. Salam Sahabat Teknologi 2024. Thank you for your hardwork. Otsukaresama deshita. See you next time.

LAMPIRAN BUKTI BERBAGI DAN BERKOLABORASI

Dokumentasi Webinar Berbagi Praktik Baik HARTA TIK bersama Tim 6 Sahabat Teknologi Provinsi Aceh

 

Gambar: Flyer Webinar HARTA TIK oleh Tim 6
(Flyer by me)

Gambar: Screenshot Webinar HARTA TIK yang dihadiri oleh
Bapak Fahrul Rozi, Duta Teknologi 2020

Gambar: Screenshot bagian saya menyampaikan materi

Gambar: Screenshot daftar hadir via Google Form
(tidak semua mengisi)


Dokumentasi Diskusi Luring Berbagi Praktik Baik HARTA TIK di komunitas belajar SMPS Islam BULISC Aceh Barat


Foto: Dokumentasi Diskusi Kombel SMP Bulisc Berbagi Praktik Baik (01)

Foto: Dokumentasi Diskusi Kombel SMP Bulisc Berbagi Praktik Baik (02)

Gambar: Daftar Hadir Diskusi Kombel SMP Bulisc Berbagi Praktik Baik

VLOG LEVEL 4: BERBAGI DAN BERKOLABORASI




Hashtags: #BLPTKemendikbudristek #MerdekaBelajar #PembaTIK2024 #SahabatTeknologiKemendikbudristek #PlatformMerdekaMengajar





0 comments: