Tulisan ini adalah Serial Postingan Blog Tugas PembaTIK 2024 yang diajukan untuk memenuhi tugas akhir pelatihan.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om Swastiastu.
Namo Budhaya,
Salam Kebajikan.
Rahayu.
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
MENGETAHUI TENTANG PEMBATIK 2024
Setelah saya
mengikuti rangkaian program Pembatik 2024 ini, saya jadi mengerti dan bisa
mengimplementasikan teknologi dalam kegiatan pembelajaran dengan lebih terarah.
Sedikit banyak saya menyadari bahwa program Pembatik ini di desain dengan luar
biasa mengikuti dengan alur tugas utama guru, yaitu merancang pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran.
MERANCANG PEMBELAJARAN
Berdasarkan ilmu yang saya dapatkan dari modul Pembatik Level 2, saya merancang sebuah kegiatan pembelajaran yang student centered dan kolaboratif sambil menginovasikan pemanfaatan teknologi di dalamnya. Dari 5 model pembelajaran yang dipaparkan, saya memilih Learning Station yang menurut saya menarik dan belum pernah saya coba. Ternyata, learning station membutuhkan properti yang cukup banyak dan persiapan yang matang untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Saya membuat 3 stasiun belajar yang akan dikunjungi siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Saya menyiapkan flashcard online untuk siswa yang gaya belajarnya visual. Saya juga membuat video pembelajaran sederhana untuk siswa yang gaya belajarnya audio dan visual. Terakhir saya juga menyediakan karton dan amplop berisi materi yang akan dipelajari, untuk mengakomodasi siswa yang gaya belajarnya kinestetik dengan cara mencocokkannya dan menempelnya ke dinding sebagai pajangan kelas. Meskipun begitu, saya memberikan semua siswa untuk merasakan setiap stasiun secara berkelompok dan bergantian. Bahkan untuk menjaga ketertiban kelas dari rebutan stasiun, saya menduplikat masing-masing stasiun untuk siswa putra dan siswa putri. Sekolah kami berbasis pesantren namun jumlah muridnya tidak mencukupi persyaratan untuk pisah rombel. Jadi saya mencari ide bagaimana caranya supaya kelas tetap dalam keadaan kondusif tanpa harus melanggar aturan pesantren.
Dan semua itu saya siapkan sampai jam 2 pagi, sebelum besok paginya kegiatan belajar mengajar dimulai.
MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN (IMPLEMENTASI)
Dalam
implementasinya, siswa merasa antusias karena di kali itu Sensei nya mengajar
dengan cara yang berbeda dari biasanya. Pertama saya memberikan asesmen
diagnostik di kelas, kemudian saya arahkan anak-anak ke lab komputer yang sudah
saya siapkan untuk pembelajaran dengan model Learning Station. Disana saya
memberikan arahan apa tujuan pembelajaran di hari itu, apa yang harus mereka
lakukan untuk mencapainya, bagaimana mereka berpindah dari stasiun satu ke
stasiun lainnya, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang out of the box.
Dalam model pembelajaran seperti ini, saya berperan sebagai fasilitator yang
menyediakan media yang cocok untuk kebutuhan siswa, mengarahkan siswa untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran sampai akhir, memantau partisipasi siswa dan
kendala teknis yang terjadi di tengah pembelajaran dan mengatur kondisi kelas
tetap dalam keadaan yang kondusif. Dan yang paling penting adalah, yang menjadi
pusat pembelajarannya itu adalah siswanya sendiri. Disana mereka mencari
materi, mencatat, berdiskusi, bekerjasama, memecahkan cara bagaimana supaya
cepat hapal materinya, peduli dengan teman yang perlu bantuan dalam memahami
materi, dan sebagainya. Yang bisa saya simpulkan adalah model pembelajaran yang
saya terapkan itu benar-benar menjawab kebutuhan siswa dan memang sejalan
dengan kurikulum.
MENGEVALUASI PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan
pembelajaran selesai, saya mengevaluasi penggunaan media pembelajaran yang saya
terapkan di kelas itu memang lebih memberikan efek yang lebih daripada yang
biasanya. Daripada hanya catat buku sampai habis, siswa sekarang memang lebih
tertarik dengan pembelajaran yang bersentuhan dengan teknologi, yang memang
sudah dekat dengan mereka sejak lahir. Siswa saat ini dari awal hidupnya memang
sudah mengenal teknologi, jadi natural saja jika mereka lebih tertarik dan
fokus dengan media media pembelajaran yang diinovasikan dengan teknologi,
asalkan dipantau. Karena anak jaman now itu kenalnya gadget untuk hiburan.
Namun ketika masuk sekolah, mereka harus bisa kita perkenalkan bahwa gadget itu
juga bisa buat belajar. Dan saat evaluasi dalam kegiatan pembelajaran pun saya
menggunakan Quizziz untuk post testnya. Dan hasilnya juga baik. Karena ada
sistem skornya, mereka terpacu untuk cepat dan tepat dalam menjawab agar dapat
nilai yang tertinggi. Seperti bermain game.
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN (KREASI)
Tidak hanya aplikasi seperti Quizziz, Quizlet, Kahoot, Wordwall, Bamboozle dan kawan-kawannya, saya sering menggunakan video pembelajaran sebagai media pilihan saya. Saya biasanya mengambil referensi video pembelajaran dari Youtube atau saya membuat video sendiri kemudian saya upload di Youtube jika saya tidak menemukannya. Di implementasi Level 2 saya membuat video sederhana yang saya jadikan media pembelajaran di salah satu stasiun pembelajaran. Saya mengarahkan siswa untuk menggunakannya sebagai referensi bahan belajar. Namun ternyata di Level 3, peserta pembatik ditugaskan untuk membuat sebuah media pembelajaran. Dari beberapa macam media, saya memilih untuk membuat sebuah video pembelajaran. Video pembelajaran yang saya buat adalah video animasi yang saya kreasikan sendiri berdasarkan beberapa inspirasi yang tetap memuat kriteria tugas akhir Level 3. Namun sayangnya video ini belum sempat saya tampilkan kepada siswa karena tema pelajarannya sudah selesai, dengan media slide presentasi lewat Canva. Mungkin di lain waktu saya akan menggunakannya sambil mengimplementasikan model pembelajaran student centered lainnya. Dari sini saya memahami bahwa program pelatihan di pembatik ini timingnya di desain agar menyesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung pada peserta guru di sekolahnya masing-masing, agar dapat diimplementasikan begitu dipelajari dan didokumentasikan sebagai bukti pembelajaran modul melalui penugasan di tugas akhir.
oleh Tim 6 Sahabat Teknologi Provinsi Aceh
LEVEL 4: BERBAGI DAN BERKOLABORASI
Saya membagikan praktik baik yang sudah saya terapkan di kelas kepada teman-teman sahabat teknologi lewat webinar kecil di dalam tim kami, dan diskusi berbagi praktik baik di komunitas belajar di sekolah secara luring. Mungkin dalam rentang waktu yang ditentukan, saya hanya bisa membuat 2 acara kecil dengan bantuan teman-teman yang luar biasa. Namun, kedepannya semoga saya bisa berkesempatan membagikan praktik baik ini kejejaring yang lebih luas lagi, bahkan tidak hanya kepada sesama rekan guru, namun bisa juga menjangkau orangtua murid, kepala sekolah, dinas pendidikan daerah, bahkan kepada mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan yang ada di Indonesia, karena sejujurnya saya merasa sewaktu saya kuliah, ilmu seperti ini belum saya dapatkan, atau lebih tepatnya belum ada pada masanya.
Guru memang salah satu profesi dimana seseorang harus terus belajar dan beradaptasi terus sepanjang hayatnya. Harapannya semoga kita para guru tetap memiliki semangat pembelajar sepanjang hayat. Terima kasih kepada BLPT Kemendikbudristek dan seluruh pihak yang berperan dalam Program pembatik pelatihan Pembelajaran berbasis TIK tahun 2024. Salam Sahabat Teknologi 2024. Thank you for your hardwork. Otsukaresama deshita. See you next time.
LAMPIRAN BUKTI BERBAGI DAN BERKOLABORASI
Dokumentasi Webinar
Berbagi Praktik Baik HARTA TIK bersama Tim 6 Sahabat Teknologi Provinsi Aceh
(Flyer by me)
Bapak Fahrul Rozi, Duta Teknologi 2020
(tidak semua mengisi)
0 comments:
Post a Comment